Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebut, saat ini banyak tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) yang terlibat terorisme saat bekerja di luar negeri. Ida mengatakan, biasanya PMI yang ikut gerakan teorisme bermula dari salah pergaulan. Mereka dilibatkan mulai dari penggalangan dana hingga kegiatan terorisme lainnya.
“Karena pergaulan, tidak mampu menyeleksi pergaulan, banyak di antara saudara-saudara kita yang dilibatkan oleh beberapa kegiatan organisasi terorisme,” kata Ida dalam Silaturahim NU Sedunia ke-19 yang disiarkan secara daring, Sabtu (25/7/2020).
Ida juga menjelaskan saat ini ada sekitar 9 juta orang Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai PMI. Mereka tersebar di 200 negara. Biasanya para PMI mencari kegiatan sosial di waktu libur akhir pekan. Ida menyebut di saat itulah ada orang-orang yang memanipulasi para PMI sehingga terpengaruh ikut dalam gerakan terorisme.
Politikus PKB itu tak menyebut negara-negara tempat PMI terlibat terorisme. Namun dalam catatan ada tiga TKI di Singapura divonis penjara pada Kamis (5/3/2020) setelah terbukti terlibat dalam operasi Jemaah Ansharut Daulah (JAD). Salah seorang di antaranya bernama Anindia Afiyantari berusia 32 tahun. Dia terbukti menyumbangkan uang sebesar 130 dolar Singapura atau sekitar Rp1,3 juta bagi JAD.
Pengadilan Singapura menyebut uang itu berasal dari upah kerja Anindia sebagai asisten rumah tangga dengan gaji 600 dolar Singapura atau Rp6,1 juta. Ida menuturkan gairah beragama PMI cukup besar. Oleh karena itu, menurutnya, hal ini harus disalurkan secara benar agar tak terulang kejadian yang sama.
Ida berharap Nahdhlatul Ulama bisa memfasilitasi kegiatan keagamaan bagi para PMI. Dia meminta kesediaan Pengurus Cabang Istimewa (PCINU) untuk merangkul para pekerja migran dalam kegiatan keagamaan.
“Saya kira insyaallah aman teman-teman PMI bersama NU,” ucap Ida.