Bandung – Sejumlah faktor dapat memecah kebhinnekaan Indonesia. Salah satunya adalah, kurangnya soliditas antar masyarakat. Hal itu diungkapkan Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto
di hadapan sejumlah dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat di Hotel Harris, Jalan Peta, Kota Bandung, Jumat (6/10/2017).
“Dalam upaya menjaga kebhinnekaan, perbedaan dalam suatu kelompok dapat menjadi salah satu hal yang perlu kita hindarkan. Setiap kelompok memang memiliki potensi konflik. Yang harus dijaga, bagaimana memenej konflik itu. Kita harus memperkecil perbedaannya dan mengangkat persamaannya,” ucapnya.
Agung juga mengatakan, ada faktor internal dan eksternal yang berpotensi memecah kebhinekaan Indonesia. Faktor ekonomi adalah salah satu yang sangat penting untuk diwaspadai. Bahkan, faktor ekonomi cukup tinggi karena walau sudah 72 tahun Indonesia merdeka, pemerataan masih dirasakan kurang.
Demikian pula faktor eksternal, banyak hal yang dapat berpotensi memecah kebhinnekaan. Sikap acuh masyarakat hingga unjuk rasa yang berujung anarkis dapat menimbulkan potensi konflik. “Peran media sosial juga dapat menjadi pemicu (konflik), itu yang sulit dibendung. Setiap kegiatan sekarang bisa langsung dinikmati. Kalau kegiatan positif tidak masalah, tapi bagaimana kalau kegiatan yang negatif,” katanya seperti dilansir Detik.com.
Oleh sebab itu, Agung mengingatkan masyarakat supaya saling bahu membahu menjaga kebhinnekaan. Di samping itu, pemerintah juga berupaya meminimalisir beragam potensi yang dapat menimbulkan konflik.
“Sekarang pemerintah sedang membuat tol di Sumatera dan Papua, mudah-mudahan menjadi jawaban untuk pemerataan. Kalau kita bersatu, kita bisa kuat menghadapi setiap goncangan,” katanya.