Bangun UIII, Pemerintah Promosikan Islam Moderat ke Dunia Internasional

Jakarta – Rencana pembangunan kampus Universitas Islam Indonesia Internasional (UIII) terus digeber pemerintah. Beridirnya kampus ini diharapkan menjadi sarana dan media promosi Islam moderat ala Indonesia kepada dunia internasional.

Kampus yang pembangunannya berada di Kelurahan Cisalak, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, ini akan menyelenggarakan program S2 dan S3 yang dikelola oleh Kementrian Agama (Kemenag). Kelas pertama akan dibuka hanya untuk dua fakultas terlebih dahulu, yakni fakultas agama dan fakultas sosial politik.

Sebagaimana dikutip dari www.radarpekalongan.co.id, pembangunan kompleks kampus yang terdiri dari ruang kuliah beserta asrama dosen dan mahasiswa dikabarkan menggelontor anggaran sekitar Rp. 400 milliar. “Tahun depan mulai tender pembangunan. Ditargetkan perkuliahan mulai berjalan 2019,” kata Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Kamaruddin Amin, Minggu (17/12).

Untuk tahap awal, ia mengatakan daya tampung kampus ini diperkirakan mencapai 200 sampai 250 orang dari Indonesia dan luar negeri untuk satu angkatan dengan mempertimbangkan jumlah dosen dan infrastruktur lainnya. Sementara untuk proses perkuliahan akan menggunakan bahasa Arab atau Inggris serta disediakan beasiswa oleh pemerintah Indonesia.

Kamaruddin mengatakan bahwa mahasiswa dari Negara-negara Islam anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) adalah sasaran utama UIII. Selain itu, kampus ini juga akan menyasar mahasiswa dari Negara-negara pecahan Uni Soviet dan mahasiwa dari kawasan ASEAN dan sekitarnya.

Saat ini kampus UII masih dalam tahap pembangunan. Komite Pembangunan UIII Komaruddin Hidayat mengatakan pembangunan kampus sudah mengantongi Peraturan Presiden (Perpres) dengan memiliki tiga pilar utama, yaitu tempat kuliah, pusat riset, dan kebudayaan.

Salah seorang Guru besar UIN Alauddin Makassar sangat mengapresiasi insiatif pemerintah terhadap berdirinya kampus ini. Ia menuturkan kampus UIII akan berperan penting dalam mempromosikan Indonesia sebagai penganut Islam Moderat, bukan Islam yang ekstrem atau radikal.