Jakarta – Serangan bom beruntun yang melanda Sri Lanka mendapat perhatian dunia internasional, tak terkecuali Bangladesh. Sebagai negara yang tergolong satu rumpun, Bangladesh pun bertekad untuk memerangi terorisme bersama Sri Lanka.
“Duka cita kami yang terdalam untuk Sri Lanka. Kami juga berdiri bersama Sri Lanka dan saling bertukar informasi terkait peristiwa ini,” kata Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Azmal Kabir, di Jakarta, Kamis 25 April 2019.
“Kami juga terus berkomitmen bersama Sri Lanka untuk memerangi terorisme. Apalagi teroris itu bisa datang dari mana saja,” lanjut dia.
Sejumlah warga negara asing pun menjadi korban tewas bom Sri Lanka, salah satunya adalah saudara dari Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. Diketahui, saudara PM Hasina ini berada di sebuah hotel yang menjadi sasaran bom.
Korban teridentifikasi bernama Zayan Chowdhury, cucu dari sepupu Hasina, Sheikh Fazlul Karim Selim.
Saat ledakan terjadi, Zayan disebut tengah sarapan bersama sang ayah, Mashiul Haque Chowdhury, di restoran hotel. Beruntung, sang ayah berhasil selamat meski kini dalam keadaan kritis.
Jumlah korban tewas serangan bom terus bertambah hingga 359 orang. Pemerintah Sri Lanka menyebut investigasi awal mengindikasikan serangan bom merupakan ‘balasan’ atas penembakan di dua masjid di Selandia Baru bulan lalu yang menewaskan 50 orang.
Sementara itu, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengaku pihaknya belum mendapatkan data intlijen yang mengindikasikan pengeboman di Sri Lanka merupakan balasan atas penembakan di Christchurch.
Penyelidikan terus dilakukan oleh otoritas Sri Lanka terkait pengeboman ini. Klaim serangan pun telah dinyatakan oleh kelompok militan Islamic State (ISIS). Namun Sri Lanka menuding pengeboman ini dilakukan oleh kelompok militan lokal, NTJ.