Jakarta – Suksesnya penyelenggaraan sebuah event tidaklah bergantung pada satu elemen saja, terlebih event sebesar Asian Games 2018 di Jakarta. Selain keterlibatan atlet yang berlomba, ofisial dan panitia, satu elemen yang tidak boleh dipandang remeh yaitu keterlibatan relawan.
Menjadi relawan berarti harus suka rela untuk bekerja di manapun ditempatkan dan bekerja dengan penuh tanggungjawab demi kesuksesan event Asian Games 2018. Seperti dikutip pada laman tempo.com, pada Minggu, (25/8), salah seorang relawan Aulia Andinia menceritakan bagaimana dia berjuang demi kesuksesan Asian Games 2018 yang merupakan hajatan bangsa Indonesia. Dia ditugaskan di Bus Shelter di kawasan Wisma Atlet Kemayoran, dekat dengan tepian Kali Item.
Selama menjadi relawan, Aulia benar-benar berjuang. Dia merasakan Kali Item masih terus mengeluarkan bau busuk meskipun telah dilakukan rekayasa oleh pihak Pemprov Jakarta. Namun, demi mensukseskan event kebanggaan bangsa, Aulia sebagai relawan tetap tidak menghiraukan bau yang menusuk hidung.
Selain bau Kali Item, Aulia juga harus berjuang jika mendapatkan giliran tugas malam. Dia menceritakan harus tinggal di tenda pinggir kali, sebelum akhirnya mendapat kamar di Tower Wisma Atlet. “Karena tidur di pinggir kali Item, jadi nyamuknya amat sangat banyak,” kata mahasiswi semester 3 UPN Veteran itu.
Bagi relawan yang mendapatkan giliran tugas malam, bukan hanya berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi para tamu dan kesuksesan Asian Games 2018, namun juga harus berjuang melawan nyamuk. Mereka berbagi tugas tambahan, yakni ada yang bawa raket pembunuh nyamuk atau pelindung tubuh yang lainnya. “Nyamuk benar-benar banyak banget,” kata Aulia lagi.
Penderitaan belum memuncak karena Aulia dkk sempat tidur hanya beralas tikar. Belum lagi tamu tak diundang lainnya masuk ke tenda. “Karena saat tidur, pernah juga dilangkahi kucing atau tikus.”
Aulia mengungkapkan, relawan Asian Games 2018 yang bertugas malam bervariasi antara 4 sampai 7 orang. Mereka bertugas mereka permintaan transportasi dari tiap tower.
Lain lagi cerita Ines R., sukarelawan bagian tranportasi. Ia tidak selalu bertugas di shelter bus 2, tapi terkadang di shelter 1 di bagian depan kompleks Wisma Atlet yang relatif jauh dari Kali Item.
Ines lalu membandingkan. “Kalau di depan, tantangannya panas. Kalau di belakang (shelter 2) memang adem karena ada tenda, tapi parfumnya itu….aduh…bau banget,” kata dia.
Menjadi relawan dengan berbagai tantangan yang dihadapi tidak membuat Aulia dkk merasa gentar, bahkan merasa bangga karena turut serta mensuksekan perhelatan event Asian Games demi mengharumkan nama bangsa dan mengangkat harkat martabat Indonesia dimata Internasional.
Melihat perjuangan para relawan ini, sudah sepatutnya seluruh lapisan masyarakat turut pula membantu kesuksesan event Asian Games 2018 dengan berbagai cara yang dapat dilakukan. Banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat terlebih menjaga keamanan serta kenyamanan bagi tamu baik itu atlet, ofisial serta penonton yang akan menyaksikan perlombaan Asian Games 2018.
Harapannya, para tamu yang hadir dan datang ke Indonesia merasa nyaman, aman dari gangguan apapun, termasuk dengan gangguan isu-isu terorisme yang tidak perlu dihembuskan karena pihak keamanan telah bekerja secara maksimal dengan melibatkan relawan dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia.