Jakarta – Berita tentang kematian tokoh teroris ISIS asal Indonesia, Bahrumsyah, bukan yang pertama. Tahun lalu ketika pasukan Suriah melakukan serangan secara masif, Bahrumsyah juga telah dinyatakan tewas dalam sebuah serangan udara.
Kematian Bahruhmsyah yang beredar di grup-grup chatting kelompok yang berafiliasi ke ISIS hingga berita yang beredar di koran-koran Suriah dan Irak. Namun sejauh ini kematiannya belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Kematian Bahrumsyah dikabarkan tewas dalam komunikasi internal kalangan ISIS. Dalam kabar itu disebutkan, Bahrumsyah tewas akibat serangan rudal dari pasukan koalisi. Namun sejauh ini tak ada sumber resmi yang bisa memastikan kematian Bachrumsyah. Baik koalisi militer pimpinan Amerika Serikat, maupun otoritas Indonesia.
Dikutip dari bbc.com, Solahudin, peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, mengatakan pantauan yang ia lakukan di kanal-kanal Telegram menyebutkan Bahrumsyah memang telah tewas.
“Informasi konfirmasi yang saya pantau di Telegram menyebutkan bahwa dia tewas di sana (Suriah),” kata Solahudin Kamis (26/04).
Kelompok teroris ISIS telah lama menggunakan aplikasi chat Telegram untuk berkomunikasi dan menyebarkan propaganda karena telegram dinilai lebih aman dari layanan aplikasi lainya.
Pesan-pesan daring dari kelompok ISIS, seperti dipantau kantor berita Reuters, menyebutkan seorang warga Indonesia meninggal dunia setelah militer AS melancarkan serangan udara di Hajin, di utara kota Abu Kamal, Selasa pekan (17/04) lalu.
Pesan yang diduga berasal tokoh ISIS, Abu Nuh, mengatakan Bahrumsyah tewas saat menghadiri pertemuan para petinggi ISIS. Selain menewaskan Bahrumsyah, serangan AS juga menghancurkan markas dan kendaraan ISIS.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Arrmanatha Nasir mengatakan pihaknya kesulitan untuk memastikan meninggalnya Bahrumsyah.
“Sulit bagi kami untuk konfirmasi hal iini. Sebelumnya yang bersangkutan sebelumnya juga sudah beberapa kali diisukan meninggal,” kata Arrmanatha.