Badan Moderasi Beragama Diminta Lebih Aktif Potret Kerukunan Beragamadi Masyarakat

Jakarta – Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia(BMBPSDM) Kementerian Agama (Kemenag) diminta lebih aktif
memotret dan memetakan fenomena kerukunan umat beragama di masyarakat.

Hal ini disampaikan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meminta saat
menyampaikan arahan dalam Rakor Sekber (Sekretariat Bersama) dan
Launching Grand Design BMBPSDM Kemenag di Auditorium HM Rasjidi,
Jakarta, Rabu (11/12/2024).

BMBPSDM adalah unit eselon I di Kemenag yang merupakan peralihan dari
Badan Litbang dan Diklat Kemenag. Badan ini bertugas untuk merumuskan
dan memberikan rekomendasi kebijakan di bidang moderasi beragama dan
pengembangan sumber daya manusia di bidang keagamaan.

“Tugas Kementerian Agama itu bukan bagaimana menyatukan umat, tetapi
agar memberikan pembelajaran pada umat bagaimana hidup berdampingan.
Untuk dapat memberikan pembelajaran itu, kita perlu mengetahui mapping
kerukunan masyarakat yang ada. Kehadiran BMBPSDM ini harus lebih aktif
memotret berbagai fenomena (kerukunan) masyarakat yang ada,” ujar
Menag Nasaruddin Umar,

Hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Kepala
BMBPSDM Suyitno, serta para pejabat unit eselon I dan II dari
Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Moderasi
Beragama. Kegiatan ini juga diikuti oleh seluruh jajaran pimpinan
Kemenag di daerah secara daring.

Lebih lanjut, Menag menyampaikan, kita harus bersyukur kepada Tuhan
karena memberi geografis Indonesia di posisi silang yang diapit oleh
dua samudera dan diapit dua benua. Berada di pusat terpadat lalu
lintas dunia, lanjut Menag, Indonesia dapat bertahan menjadi negara
kesatuan.

“Berdasarkan riset, perekat terbaik pluralisme di Indonesia adalah
kerekatan umat beragamanya. Jadi selama kerukunan antar umat beragama
kokoh, mata tidak ada satupun kekuatan negara asing yang bisa merusak
negeri kita,” kata Menag.

Oleh karena itu, kata Menag, tugas ASN yang terkait Penguatan Moderasi
Beragama menjadi sangat penting, yakni berupaya menjaga keutuhan
bangsa melalui pendekatan keagamaan.

“Peta geo-sosial dan geo-politik perlu dibaca sehingga bisa dikaitkan
dengan peran dan fungsi agama bagi masyarakatnya. Selain itu, kita
juga perlu memiliki peta potensi konflik keagamaan sebagai early
warning langkah-langkah yang efektif untuk itu,” ungkapnya.

Menag juga berpesan BMBPSDM tidak boleh mengungkit-ukit sesuatu yang
bukan masalah tetapu menjadi masalah, membesarkan masalah yang
seharusnya kecil, atau sebaliknya. “Salah satu kegagalan dalam
menangani masalah adalah adanya kesalahan persepsi, maka kita memotret
suatu masalah dengan benar,” tuturnya.

“BMBPSDM harus mampu memotret secara valid fenomena di masyarakat,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala BMPSDM Suyitno mengatakan launching grand design
ini menjadi momen penting untuk menunjukkan milestone dalam konteks
pengelolaan konflik. Kehadiran BMBPSDM Kemenag menjadi solusi utuk
menyiapkan Indonesia Emas 2045.

“Berdasarkan data, terdapat masalah serius terkait Top 10 Global Risk.
Dan yang paling banyak dikhawatirkan publik adalah konflik sejata
antara negara. Selain itu, juga yang dikhawatirkan adalah kejahatan
kekerasan. Tentu saja kita berharap hal tersebut bisa dihindari,” ujar
Suyitno.

Saat ini, lanjut Suyitno, BMBPSDM Kemenag juga telah menawarkan
berbagai pendekatan guna meningkatkan kerukunan umat beragama.
Pendekatan preventif dan lebih kekinian juga dilakukan oleh Kemenag,
mengingat sasaran edukasi kerukunan saat ini adalah mereka yang
termasuk dalam generasi Z (Gen-Z).

“Dari berbagai problem tersebut, maka kita perlu mengambil langkah
preventif dibanding kuratif. Berbagai upaya inovasi dilakukan untuk
menanamkan Moderasi Beragama, seperti gelaran Festival Film Moderasi
Beragama dan Festival Musik Moderasi Beragama,” ucapnya.

Suyitno juga mengungkapkan berbagai langkah inovatif yang konstruktif
dan terukur telah dilakukan BMBPSDM untuk meningkatkan daya saing SDM
Kemenag. “Kemenag melalui Pusbangkom telah menggelar MOOC yang menjadi
jembatan pengembangan kompetensi ASN dengan sifat e-learning full,”
pungkasnya Suyitno.