Bab Terakhir Perang di Damaskus, Diakhiri Dengan Kekalahan ISIS

Damaskus – Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir, ibukota Suriah, Damaskus, Senin 21 Mei 2018, diumumkan bahwa kota itu telah kosong dari keberadaan kelompok militan ISIS. Pengumuman itu dilakuakn setelah kekalahan terakhir ISIS di sebelah selatan Damaskus. Hal itu menjadi penutup bab terakhir perang di ibu kota Suriah tersebut.

Pertempuran dengan ISIS berkecamuk sejak bulan lalu, saat pasukan pemerintah terus mendesak kelompok radikal tersebut dari Hajar Al-Aswad dan Kamp Yarmouk, yang lokasinya berdekatan. Keduanya adalah daerah terakhir yang dikuasai ISIS di ibu kota Suriah.

Suara serangan udara dan ledakan bom artileri yang ditujukan ke posisi ISIS mewarnai pertempuran selama sebulan. Suana di Hajar Al-Aswad dan Kamp Yarmouk pun sangat mencekam.

Dilansir dari Xinhua, struktur daerah itu membuat satuan infanteri kesulitan menyerbu sehingga terjadi pemboman artileri dan serangan udara terhadap ISIS.

Militer Suriah mengumumkan seluruh Damaskus dan pinggirannya aman. Gempuran terus-terusan yang dilakukan tentara Suriah membuat mereka binasa dan sebagian melarikan diri.

ISIS sendiri tidak membantah telah meninggalkan Damaskus, tapi mereka mengklaim tidak pergi jauh dan hanya beberapa kilometer di luar kota. Namun pernyataan itu dibantah militer Suriah, juga pegiat kemanusiaan seperti Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia. Mereka mengatakan gerilyawan ISIS telah menyerah dan mengungsi ke gurun Suriah.

Maher Ihsan, pakar politik Suriah mengatakan bahwa pengumuman amannya Damaskus memiliki kepentingan politik. Sebab Ddamaskus adalah pusat kekuasaan pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

“Ini berarti pemerintah berada dalam posisi kuat sekarang sebab ibu kota seluruhnya dikuasai dan ancaman gerilyawan terhadap ibu kota telah dihapus sepenuhnya,” katanya.

Kamp Yarmouk, yang berdampingan dengan Hajar Al-Aswad, kebanyakan dihuni pengungsi Palestina di Damaskus. Itu adalah alasan mengapa tempat tersebut disebut kamp. Kenyataannya, daerah itu mengalami peningkatan populasi sebelum krisis dengan keberadaan permukiman dan pasar.

ISIS telah kehilangan wilayah utamanya penghujung tahun lalu setelah militer Suriah merebut Kota Deir Az-Zour di Suriah Timur serta banyak wilayah gurun Suriah di dekat perbatasan Irak.

Sekarang, ISIS masih menguasai beberapa daerah di provinsi Deir Az-Zour di Suriah Timur, terutama di desa dan tepi timur Sungai Eufrat, tempat anggota SDF kini memerangi kelompok teror tersebut.