Jakarta – Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bandung yang juga Hakim Peradilan
Anak, Diah Sulastri Dewi menyatakan, Pprovinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi
sasaran empuk dari teroris untuk berkembangbiak. Jabar terlihat cukup aman
dan gampang mengembangkan jaringan teroris.
Hal tersebut dikatakan Diah Sulastri Dewi dalam diskusi bertema
”Radikalisme dan Sistem Hal terPeradilan di Indonesia di The Habibie
Center, kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Selain Diah, tampil pula sebagai pembicara adalah pengamat intelijen Hari
Purwanto, Chrisma Aryani Albandjar (Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan),
Gilles Blanchi (Ahli Reformasi Peradilan – warga negara Prancis) dan
Sulistyo Pudjo Hartono (Analis Kebijakan Madya Bidang Penmas Divhumas
Polri).
Dikatakan, kelompok yang disasar para teroris di Jabar adalah anak-anak
sekolah, kampus dan pemuda. Diah mengaku dari obrolannya dengan pihak-pihak
intelijen, perkembangbiakan kelompok teroris di Jabar dengan melibatkan
anak-anak sekolah cukup masif.
“Perlu pendampingan khusus terhadap anak-anak, terutama yang sudah terlibat
dalam sistem,” tegas Diah kemarin.
Sementara itu, Hari Purwanto mengemukakan bahwa daerah-daerah rawan konflik
seperti Poso, Aceh dan Papua tetap menjadi incaran teroris untuk melakukan
aksi. Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) juga menjadi area beraksi sekalipun
sudah mulai pindah ke tempat lain.
Menurutnya, momen-momen konflik dipakai untuk mengembangkan pengaruhnya.
Sebagai contoh pertarungan pilkada DKI Jakarta yang sarat Isu SARA
dimanfaatkan betul oleh kelompok teroris dan radikal untuk beraksi. Mereka
juga sedang menunggu momen kisruh lain di tempat berbeda untuk melakukan
agitasi dan kampanye.
“Secara keseluruhan, program deradikalisasi berhasil. Keberhasilannya
mencapai 95 persen. Tinggal 5 persen yang belum. Yang 5 persen ini terus
bekerja, membuat situs baru dan melakukan propaganda,” jelas Purwanto.