Foto : Kompas

Atlet Adalah Pejuang Untuk Mengangkat Harkat & Martabat Bangsa di Mata Internasional

Jakarta – Para atlet yang berjuang dalam perhelatan Asian Games 2018 telah menjadi idola baru di tanah air. Di semua venue yang mempertandingkan cabang olahraga hampir selalu penuh dengan dukungan suporter Indonesia, tidak terkecuali cabang olahraga panahan.

Setiap momen suporter selalu mengabadikan pergerakan atlet yang berlaga dengan kamera handphone. Termasuk jika ada kesempatan untuk berfoto bersama, kesempatan tersebut tidak pernah dilewatkan.

Menjadi atlet adalah sebuah kebanggaan bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karenanya para orangtua berbondong-bondong mendorong anaknya untuk berprestasi di bidang olahraga yang diminati, agar kelak dapat menjadi duta bangsa yang mengharumkan nama Indonesia di kancah nasional maupun internasional.

Dikutip dari laman kompas.com, Minggu (26/8) pagi, atlet Indonesia bertanding pada nomor compound beregu putra dan putri. Meskipun langkah tim putra dan putri harus terhenti pada babak perempat final, namun sorak sorai penonton tetap mengelu-elukan atlet dengan meneriakkan yel yel “In-do-ne-sia!” setiap mereka bertanding.

Begitu pula ketika para atlet selesai bertanding. saat para atlet keluar menuju tempat parkir Lapangan Panahan SUGBK, Dellie Threesyadinda dkk langsung dikerumuni penggemar yang sudah menunggu. Suporter yang didominasi kaum ibu dan anak-anak ini bergantian berfoto atau meminta tanda tangan mereka.

“Ayo, kak, buruan itu mumpung masnya ada! Sana, biar Mama foto!” kata seorang ibu sambil menunjuk atlet panahan putra, Yoke Rizaldi Akbar.

Selama beberapa saat, area parkir Lapangan Panahan SUGBK berubah menjadi ajang temu atlet panahan Indonesia dan para suporter mereka.

Salah satu penonton yang ditemui BolaSport.com di kerumunan tersebut adalah Iceu Mulyati (38). Dia datang bersama suami dan putrinya, Wafratul Hanum (9).

Hanum adalah anggota klub panahan Gelanggang Generasi Muda, Bandung, Jawa Barat. Iceu dan Hanum berangkat ke Jakarta pukul 04.00 WIB bersama anggota klub panahan mereka. Usaha Iceu dan Hanum tidak sia-sia. Mereka mendapatkan tanda tangan dari idolanya.

“Ini tadi dia dapat tanda tangan Yoke, trus Diananda (Choirunisa, atlet panahan nomor recurve) juga,” ucap Iceu menunjukkan kaos Hanum yang kini berhias tanda tangan ke BolaSport.com.

Menurut Iceu, partisipasi Hanum sejak 1,5 tahun terakhir di klub panahan membuat keluarganya kini mengikuti perjalanan tim panahan di Asian Games 2018.

“Karena ikut panahan, Hanum sekarang sudah mulai tahu atlet panahan dan ada keinginan jadi atlet juga,” ucapnya.

Iceu menjelaskan bahwa keikutsertaan Hanum di olahraga panah bukan kebetulan.

“Di sekolahnya kan sempat belajar panahan, tetapi tidak diarahkan jadi atlet. Kebetulan dia ada minat, jadi ikut di klub,” katanya melanjutkan.

Melihat antusiasme masyarakat yang begitu bergairah untuk memberikan dukungan dan menjadikan para atlet sebagai contoh oleh para anak-anak muda dalam meraih prestasi, maka sebenarnya perhelatan Asian Games 2018 dapat pula dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat anak-anak muda dan para orangtua untuk menjadikan anak-anaknya berprestasi sebagai atlet.

Diananda sendiri mengaku tidak keberatan dengan perhatian yang dia terima selama Asian Games 2018.

“Tidak masalah kok. Anggap saja itu bentuk dukungan dan jadi motivasi untuk bertanding. Siapa tahu malah setelah ini jadi makin banyak yang mau jadi atlet panahan,” kata Diananda.

Sejauh ini, atlet Indonesia sudah menyumbangkan 12 medali emas. Jumlah itu menjadi rekor sepanjang sejarah keikutsertaan di Asian Games.