Perhelatan olahraga terbesar di Asia telah berlangsung. Indonesia patut bangga karena diberikan kesempatan kedua setelah 56 tahun untuk menjadi tuan rumah pagelaran Asian Games ke 18. Ini merupakan momentum bagi bangsa ini untuk menunjukkan kelasnya sebagai bangsa yang maju dan beradab di depan dunia internasional. Tentu saja Asian Games menjadi kesempatan, tetapi sekaligus tantangan. Tantangannya adalah menyukseskan acara tersebut.
Dalam sambutan pembukaan Asian Games kemaren ada kalimat indah yang diucapkan oleh Presiden Inasgoc, Erick Tohir. “Asian Games adalah perayaan perbedaan dan keragaman”. Kalimat ini barangkali harus menjadi cara pandang masyarakat dalam mengikuti, melihat dan terlibat aktif mendukung pesta olahraga empat tahunan ini.
Asia merupakan benua yang kaya dengan keindahan alam serta kekayaan kultural dan tradisi di masing-masing negara. Masyarakat Asia juga terkenal dengan prinsip menjaga harmoni dan perdamaian. Asia kerap juga dikenal tempat lahirnya agama di dunia. Peradaban berbasis keagamaan lahir dari Asia. Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Shinto dan lainnya lahir dari benua Asia.
Karena itulah, ketika mementaskan pesta olahraga Asian Games sejatinya ini merupakan pentas keragaman dan perbedaan yang disatukan dalam spirit perdamaian melalui olahraga. Perbedaan etnis, budaya, agama, dan bahasa bukan suatu penghalang, tetapi spirit untuk bersatu dalam keragaman. Inilah sebenanrya energi Asia, bersatu dalam perbedaan.
Dalam konteks Indonesia, prinsip perayaan perbedaan ini telah terwadahi dalam falsafah bangsa Bhinneka Tunggal Ika. Falsafah ini harus menjadi landasan tidak hanya bagi bangsa Indonesia tetapi juga masyarakat Asia yang beragam. Karena itulah, momentum Asian Games tepat dikatakan sebagai perayaan perbedaan dan keragaman.
Spirit ini tentu sangat kompatibel dengan kondisi bangsa ini. Indonesia yang telah lama memiliki falsafah Bhinneka Tunggal Ika terus menerus diuji dengan ragam isu yang mencoba mengoyak keragaman. Berbagai isu SARA semakin banyak dilontarkan demi kepentingan terntu. Tak terkecuali momen Asian Games kali ini pun tidak luput dari isu nyinyir yang mengedepankan isu SARA.
Sekali lagi ini momentum terbaik bagi bangsa ini untuk menunjukkan bangsa yang plural dan bangsa yang mampu menjaga harmoni. Bangsa yang tidak mudah terkecoh isu murahan melalui eksploitasi SARA. Asian Games harus dimaknai sebagai sebuah pertandingan untuk merayakan perbedaan. Asian Games hanyalah pertandingan, tetapi spiritnya adalah merayakan perbedaan.