Denpasar – Negara-negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Kamboja, Laos dan Thailand tengah fokus menyiapkan rencana aksi hadapi radikalisme dan kekerasan ektremisme (terorisme). ASEAN Ad-Hoc Experts Working Group Meeting to Draft the ASEAN Plan of Action to Prevent and Counter the Rise of Radicalisation and Violent Extremism yang digelar di Kuta, Bali, 3-5 Maret 2018, merupakan lanjutan pembahasan dalam memaksimalkan penanganan terorisme di Asia Tenggara.
Forum itu membahas dan menyusun draft rencana aksi dalam menghadapi penyebaran radikalisme dan kekerasan ekstremisme di kawasan Asia Tenggara. Acara yang digagas oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT) dan Bareskrim Polri, selain dihadiri delegasi negara-negara ASEAN juga dari perwakilan Australia.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Pol Drs. Suhardi Alius, MH dalam sambutaan pembukaannya menegaskan bahwa pihaknya sangat bangga dengan kerjasama antara BNPT dengan Polri dalam menyelenggarakan kegiatan dalam rangka penanggulangan radikalisme dan kekerasan ekstremisme ini. Menurutnya, beberapa hal yang sedang dilakukan oleh pemerintah indonesia dalam penanggulangan radikalisme antara lain upaya menghentikan semua propaganda radikalisme dan upaya-upaya yang menjurus kepada ekstremisme.
Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah indonesia juga melakukan kontra ideolgi dan kontra propaganda dalam menghadapi radikalisasi yang dilakukan oleh kelompok tertentu ini. Langkah itu dimaksudkan untuk mencegah masyarakat agar tidak menjadi radikal dan bagaimana menyadarkan mereka yang sudah radikal menjadi tidak radikal.
Beberapa perkembangan positif dalan hal program pemerintah antara lain telah berhasil melibatkan mereka (mantan teroris) yang sudah sadar agar turut mendukung program deradikalisasi dan mengkampanyekan kepada teman temannya yang masih radikal.
Selain itu BNPT juga mendukung dan memfasilitasi berdirinya dua pesantren di dua daerah yaitu Al Hidayah (Deliserdang) dan Masjid Baitul Muttaqien di Lamongan. Upaya itu sebagai bagian merehabilitasi para mantan teroris itu dengan memberikan pendidikan moderat, di dua pesantren itu yang menampung ratusan keluarga mantan teroris.
Beberapa bulan lalu BNPT juga memprakarsai pertemuan antara pelaku teroris dan para korban untuk saling memaafkan dalam sebuah program Silaturahmi Kebangsaan NKRI. BNPT juga membentuk lebih dari 600 lebih anak muda dalam sebuah program yang disebut duta damai dunia maya yang bertujuan untuk mendukung program program pemerintah dalam mewujufksn perdamain dengan mengisi dan memadati dunia internet dengan konten konten damai di dunia maya.