ASEAN Bahas FTF Dalam Upaya Menangkal Terorisme

Nusa Dua – Negara-negara Asean yang dipimpin oleh Indonesia pagi ini bertempat di hotel sofitel Nusa Dua bahas fenomena foreign terorist fighter (FTF) yang menjadi kendala utama setiap negara-negara Asean dalam menanggulangi terorisme. Hadir dalam pertemuan ini Malaysia, Singapore, Thailand, Brunei Darussalam, Philipina, dan negara Asean lainnya.

Kepala BNPT Komjen Pol Drs. Suhardi Alius dalam paparannya menyampaikan bahwa pengalaman Indonesia dalam menanggulangi terorisme sudah dimulai sejak lama sejak Indonesia merdeka.

Terorisme adalah kejahatan terhadap umat manusia sehingga upaya untuk menghentikan hal tersebut harus dilakukan secara seksama. Indonesia dari waktu ke waktu terus berusaha menghentikan fenomena ini.

Akhir-akhir ini sering terjadi aksi terorisme di Jakarta dan beberapa tempat termasuk di luar negeri merupakan bukti bahwa fenomena terorisme akan terus ada di dimana-mana.

Santoso sebagai pemimpin MIT telah tertembak mati dalam sebuah operasi, akan tetapi bukan berarti masalah terorisme sudah berakhir, akan tetapi terus menjadi ancaman mengingat pengaruh radikalisme terus berkembang dimana-mana khususnya setelah ISIS menjadi kekuatan baru dalam terorisme.

Indonesia sebagai negara demokrasi tetap menghormati kebebasan berpendapat dan menghormati hak-hak asasi manusia, namun yang menjadi kendala karena regulasi masalah terorisme masih sangat lemah sehingga dibutuhkan upaya keras untuk menekan hal ini.

Salah satu program pemerintah adalah deradikalisasi yang dianggap dapat membantu dalam menekan pengaruh radikalisme dan ekstrimisme. Program ini melibatkan semua stakeholder di Indonesia untuk bersama-sama bekerja melawan radikalisme dan ekstrimisme. Aparat keamanan dalam hal ini kepolisian juga terus berusaha meningkatkan profesionalisme dan pengembangan kapasitas dalam peningkatan penanggulangan terorisme.

Namun dari satu sisi Indonesia juga tetap membuka diri untuk bekerjasama dan belajar dari negara-negara sahabat dalam penanggulangan terorisme, termasuk bertukar pengalaman dalam penanggulangan ini. Indonesia telah memiliki pengalaman dan itu mungkin bisa dijadikan sebagai salah satu kerjasama dengan negara-negara lain.