Washington – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dalam pembaruan travel advisory-nya memperingatkan bahwa kelompok teroris kemungkinan akan melanjutkan serangannya di Sri Lanka. Target yang diincar adalah tempat-tempat wisata.
Departemen tersebut meminta warga AS untuk berhati-hati setelah serangkaian pemboman terhadi pada Minggu Paskah yang menewaskan 290 orang. Delapan bom mengguncang tiga gereja, empat hotel dan sebuah rumah. Sedangkan bom kesembilan berhasil dijinakkan di sekitar Bandara Internasional Kolombo.
“Kelompok-kelompok teroris kemungkinan terus merencanakan serangan di Sri Lanka. Teroris dapat menyerang dengan sedikit atau tanpa peringatan, menargetkan lokasi wisata,” bunyi peringatan departemen tersebut, seperti dikutip Russia Today, Senin (22/4).
Selain lokasi wisata, target pontensial yang diincar kelompok teroris adalah tempat-tempat ramai seperti pusat transportasi, pasar dan pusat perbelanjaan, hotel, kelab, restoran dan tempat-tempat ibadah. Departemen tersebut meminta warga AS menjauhi taman, acara olah raga dan budaya.
Selain menewaskan 290 orang, serangkaian serangan bom juga menyebabkan sekitar 500 orang lainnya terluka.
Pemerintah Sri Lanka terus memburu mereka yang terkait dengan serangan itu. Meskipun tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas kekejaman ini, pihak berwenang telah menahan setidaknya 24 tersangka sehubungan dengan penyelidikan.