Kabul – Amerika Serikat (AS) telah memulai penarikan pasukan dari Afganistan sebagai bagian dari perjanjian dengan Taliban yang bertujuan menciptakan perdamaian di Afganistan. AS sepakat untuk mengurangi pasukannya dari sekitar 12.000 menjadi 8.600 dalam 135 hari sejak penandatanganan perjanjian.
Penarikan pasukan adalah syarat dari perjanjian damai yang ditandatangani oleh AS dan Taliban pada 29 Februari lalu. Dengan ditariknya pasukan AS, para militan telah sepakat untuk menahan diri dari serangan dan juga tidak membiarkan Al-Qaeda atau kelompok ekstremis lainnya beroperasi di wilayah yang mereka kuasai.
Tetapi, perjanjian itu sendiri tidak melibatkan pemerintah resmi Afganistan. Meski begitu diperkirakan pemerintah Afganistan telah menggelar pembicaraan sendiri dengan Taliban.
Dilaporkan BBC, Penarikan pasukan diumumkan pada hari Senin (9/3) oleh Kolonel Sonny Leggett selaku juru bicara pasukan AS di Afganistan. Leggett menegaskan meski menarik pasukan, AS mempertahankan semua sarana dan wewenang militer.
AS menginvasi Afganistan tahun 2001, beberapa minggu setelah serangan 9/11 di New York oleh Al-Qaeda, yang saat itu berpusat di Afganistan. Taliban digulingkan dari kekuasaan tetapi menjadi kekuatan pemberontak yang pada tahun 2018 menguasai lebih dari dua pertiga negara.
Lebih dari 2.400 tentara AS terbunuh selama konflik. Ketika penarikan pasukan AS dimulai pada hari Senin, ketidakstabilan politik yang baru mengancam prospek pembicaraan antara semua pihak di Afganistan.