AS Meradang Tersangka Teroris Incarannya Dideportasi Jerman ke Turki

Washington – Pemerintah Amerika Serikat (AS) meradang dengan langkah Jerman mendeportasi tersangka teroris yang diincar AS.

Bahkan karena saking kesalnya, sejumlah pejabat pemerintah AS dilaporkan sampai memaki-maki pejabat pemerintah Jerman di satu pertemuan tertutup.

Dilaporkan Bloomberg, Kamis (7/2), pejabat senior kedua negara berdebat sengit soal nasib Adem Yilmaz, pria berkebangsaan Turki yang didakwa menjadi bagian dari kelompok teroris.

Yilmaz sendiri kemudian dideportasi oleh Jerman ke Turki. Langkah ini yang membuat pejabat AS gusar karena menganggap Jerman sudah mengabaikan permintaan ekstradisi AS.

Menurut sumber terkait permasalahan ini, perdebatan tersebut berlangsung dalam pertemuan antara Wakil Menteri Luar Negeri AS John Sullivan dan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas di Washington, pada Rabu (6/2).

Baca juga : Serangan Teroris di Oudalan Tewaskan Lima Tentara Burkina Faso

Titik perdebatan dalam pertemuan adalah soal Yilmaz, yang dihukum pada tahun 2010 karena merencanakan aksi pengeboman dengan target warga Amerika di Jerman.

Pejabat AS sudah telah mengajukan permintaan ekstradisi untuk Yilmaz atas pembunuhan dua anggota dinas AS. Namun pengadilan Jerman justru membuat keputusan mendeportasi Yilmaz ke Turki bulan ini.

Beberapa jam setelah perdebatan antara para diplomat, Penjabat Jaksa Agung AS, Matt Whitaker langsung menuding Jerman sudah membiarkan Yilmaz melarikan diri dengan mendeportasinya ke Turki, terlepas dari permintaan ekstradisi AS.

“Kami sangat kecewa dengan keputusan Jerman untuk mendeportasi teroris berbahaya – Adem Yilmaz – ke Turki, dari pada mengekstradisinya ke AS untuk menghadapi pengadilan atas keterlibatannya dalam pembunuhan dua anggota dinas Amerika,” jelas Whitaker.

“Pemerintah Jerman telah menolak untuk mengemban tanggung jawab karena gagal mengekstradisi Yilmaz ke AS. Jerman juga sudah melanggar kewajiban perjanjian dan telah merusak aturan hukum,” tambahnya.

Kontroversi ini menjadi konflik terbaru antara pemerintahan Trump dan pemerintahan Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel dikenal mendukung lembaga maupun aliansi multilateral yang terkadang diremehkan oleh Trump.

Trump juga mengkritik Jerman di antaranya karena tidak berkontribusi lebih banyak pada NATO dan karena upayanya meningkatkan impor gas dari Rusia.