Washington – Amerika Serikat memasukkan Kuba kedalam daftar hitam (blacklist) negara yang mendukung dan tak mau bekerjasama dalam pemberantasan terorisme.
Ini merupakan kali pertama Kuba kembali masuk daftar hitam AS. Mereka bergabung dengan empat musuh AS lainnya yaitu Iran, Korea Utara, Suriah, dan Venezuela. Dengan blacklist itu, Kuba tak bisa membeli senjata dari AS.
AS meningkatkan tekanan pada Havana hanya satu hari setelah Kuba mendesak penyelidikan terorisme atas tembakan yang menghantam kedutaan besarnya di ibu kota AS, Washington DC.
Departemen Luar Negeri AS menyalahkan Kuba atas kehadiran pemberontak ELN sayap kiri Kolombia, yang melakukan perjalanan ke Havana pada 2017 untuk bernegosiasi dengan pemerintah Bogota tetapi belum kembali.
Diketahui Presiden Kolombia Ivan Duque yang merupakan sekutu AS menghentikan pembicaraan dengan ELN setelah serangan bom mobil pada Januari di sebuah akademi kepolisian Bogota yang menewaskan 21 personel.
“Penolakan Kuba untuk terlibat secara produktif dengan pemerintah Kolombia menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja sama dengan AS untuk mendukung upaya-upaya Kolombia untuk mengamankan perdamaian, keamanan, serta peluang yang adil dan langgeng bagi rakyatnya,” kata Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip AFP, Rabu (13/5).
Sementara itu seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Kuba yang bertanggung jawab atas hubungan dengan AS, Carlos F. de Cossio, menyatakan Kuba sebenarnya adalah “korban terorisme.”
“Ada sejarah panjang aksi teroris yang dilakukan oleh pemerintah AS melawan Kuba dan keterlibatan otoritas AS dengan individu dan organisasi yang telah mengorganisir, membiayai, dan mengeksekusi tindakan seperti itu dari wilayah AS,” tulis Cossio di akun Twitternya.