Washington – Amerika Serikat mengonfirmasi kematian seorang pejabat tinggi Al-Qaeda di Afghanistan. Abu Muhsin Al-Masri, yang masuk dalam daftar Teroris Paling Dicari Biro Investigasi Federal (FBI) Tewas dibunuh pasukan keamanan Afghanistan.
Seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat tidak diungkap identitasnya, memastikan kematian Abu Muhsin al-Masri dari kelompok al-Qaida, dan mengatakan pasukan AS memberikan dukungan dalam operasi yang dipimpin oleh pasukan Afghanistan di Provinsi Ghazni.
Pada Senin (26/10), Gedung Putih memberikan pujian atas operasi Afghanistan itu, dan menyebut serangan yang berhasil terhadap al-Masri sebagai merupakan “berita yang patut diterima dengan baik.”
Dikutip dari Reuters, Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan (NDS) pertama kali mengumumkan kematian Al-Qaeda itu melalui cuitan di Twitter pada Sabtu (24/10) malam.
Dalam cuitan berikutnya, NDS dan para pejabat Afghanistan menggambarkan al-Masri sebagai pejabat nomor dua pada afiliasi Al-Qaeda, yakni Al-Qaeda di Anak Benua India (AQIS).
NDS juga mengatakan al-Masri dekat dengan pemimpin Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri, dan bahwa dia telah tinggal di Afghanistan di bawah perlindungan Taliban.
Menanggapi cuitan dari NDS, Direktur Pusat Kontraterorisme Nasional AS, Christopher Miller, mengatakan bahwa pembunuhan al-Masri “merupakan kemunduran besar” bagi Al-Qaeda.
Dia juga mengatakan tewasnya al-Masri, “menunjukkan berkurangnya efektivitas organisasi teroris itu.”
Namun, beberapa pejabat kontraterorisme AS dan internasional mengatakan bahwa meski masih signifikan, kematian al Masri bukanlah pukulan seperti yang digambarkan selama ini.
Para pejabat itu mengatakan pejabat nomor dua Al-Qaeda, dan kemungkinan penerus al-Zawahiri, adalah al-Masri lainnya, Abu Muhammad al-Masri, juga dikenal sebagai Abdullah Ahmed Abdullah.
Meski keduanya masuk dalam daftar Orang Paling Dicari FBI, Departemen Luar Negeri menawarkan hadiah hingga $10 juta untuk informasi yang menjurus pada penangkapan Abu Muhammad al-Masri