Khartoum – Pemerintah Sudan menyambut baik pernyataan pemerintah Amerika Serikat tentang penghapusan Sudan dari daftar teror setelah dicap sebagai negara sponsor terorisme pada tahun 1993.
Sanksi AS di bawah mantan Presiden Bill Clinton itu memblokir Sudan dari pasar keuangan dan mencekik ekonominya.
Dikutip dari Asharq Al-Awsat. dalam sebuah pernyataan pers pada hari Sabtu (1/8), Perdana Menteri Abdalla Hamdok menekankan sikap pemerintah transisi terus bekerja sama dengan pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menghapus Sudan dari daftar dan memungkinkannya untuk menjadi bagian dari komunitas internasional.
Dia memuji peran yang dimainkan oleh Komite Hubungan Luar Negeri Senat dan Senator Chris Coons, seorang Demokrat yang dikenal karena perhatiannya pada Afrika.
“Ada peluang tidak hanya bagi demokrasi untuk mulai dibangun, tetapi mungkin peluang regional yang dapat mengalir dari itu juga,” kata Pompeo beberapa waktu lalu.
Pada tanggal 26 Juni lalu, Pompeo mengadakan panggilan telepon dengan Hamdok. Mereka mendiskusikan cara-cara untuk memperkuat hubungan bilateral AS-Sudan dan meninjau kemajuan menuju penyelesaian kebijakan dan persyaratan perundang-undangan untuk pertimbangan pengunduran diri penunjukan Negara Sponsor Terorisme Sudan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan Haydar Badawi Sadig mengatakan, pernyataan Pompeo menunjukkan bahwa negaranya akan segera dihapuskan dari daftar.
Dia mengatakan kepada bahwa negaranya menyambut kesediaan AS untuk mengakhiri masalah ini dan berharap mempercepat implementasinya.