Washington – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyampaikan pasukan AS akan mengakhiri misi tempur mereka di Irak akhir tahun ini, tapi akan terus melatih militer Irak.
Dikutip dari Reutets, Senin (26/7), Pengumuman itu muncul setelah Biden mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi di Gedung Putih.
Bagi Biden, pengumuman itu menandai berakhirnya perang lain yang dimulai di bawah mantan Presiden George W Bush. Tahun ini dia mengatakan pasukan AS akan meninggalkan Afghanistan.
Berbicara di Gedung Putih, Biden mengatakan kepada mitranya dari Irak, jika kerja sama kontra-terorisme keduanya akan berlanjut bahkan saat mereka beralih ke fase baru ini.
“Peran kami di Irak akan berurusan dengan ketersediaan untuk terus melatih, membantu, membantu dan menangani ISIS saat mereka tiba,” tambah Biden pada pertemuan itu.
“Tapi kita tidak akan, pada akhir tahun, dalam misi tempur,” lanjutnya.
“Hari ini hubungan kami lebih kuat dari sebelumnya. Kerjasama kami adalah untuk ekonomi, lingkungan, kesehatan, pendidikan, budaya dan banyak lagi,” terang Kadhimi menjawab.
Dia bersikeras tidak ada pasukan tempur asing yang dibutuhkan di Irak.
Saat ini ada 2.500 tentara AS di Irak membantu pasukan lokal melawan sisa-sisa kelompok ISIS.
Jumlah pasukan AS kemungkinan akan tetap sama tetapi langkah itu dilihat sebagai upaya untuk membantu PM Irak.
Kehadiran AS di Irak telah menjadi masalah besar sejak jenderal top Iran Qasem Soleimani dan pemimpin milisi Muslim Syiah yang didukung Iran tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di ibukota Baghdad tahun lalu.
Partai-partai politik yang bersekutu dengan Iran telah menuntut penarikan semua pasukan dari koalisi global pimpinan AS melawan ISIS, meskipun ancaman terus-menerus ditimbulkan oleh kelompok teroris.