Riyadh – Kementerian luar negeri Arab Saudi memanggil Duta Besar Lebanon di Riyadh pada Selasa (18/5). Pemanggilan tersebut merupakan buntut dari pernyataan Menteri Luar Negeri Lebanon, Charbel Wehbe, yang nampaknya menyalahkan beberapa negara Teluk atas kebangkitan kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
“Mereka menjadikan kami ISIS dan menanamnya di daratan Niniwe, Anbar, dan Palmyra,” kata Wehbe, merujuk pada wilayah Suriah dan Irak yang direbut ISIS pada 2014, demikian dikutip Reuters, Selasa (18/5).
Saat ditanya negara yang dimaksud, Wehbe menyebut dengan jelas, Teluk. Namun dia menolak untuk menyebutkan secara rinci negara Teluk yang mana.
Pernyataan Wehbe tak berhenti sampai di situ, dia bahkan menuduh negara-negara Teluk mendanai ISIS.
“Siapa lagi yang mendanai mereka, apakah saya?” ujarnya.
Perdana Menteri Lebanon Saad Al Hariri langsung berkomentar tak setuju dengan pernyataan Wehbe. Dia mengatakan pernyataan Wehbe bisa merusak hubungan Lebanon dengan Teluk di saat negara menghadapi banyak krisis.
Presiden Lebanon Michel Aoun juga menyampaikan hal senada. Menurut dia komentar Wehbe mewakili pribadi bukan atas nama pemerintah.
“Kepresidenan menjamin dalamnya hubungan persaudaraan antara Lebanon dengan negara-negara Teluk, dan di garis depan (dengan) Arab Saudi. Apa yang dikatakan menteri luar negeri tadi malam merupakan pendapat pribadi dan sama sekali tidak mencerminkan pemerintah Lebanon,” demikian bunyi pernyataan.
Negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, enggan memberikan bantuan kepada Lebanon dan cenderung menjaga jarak. Pemicunya, kelompok Syiah, Hizbullah, yang didukung Iran, menguasai pemerintahan negara itu.