Arab Saudi di PBB, Akhiri Islamofobia Untuk Perdamaian Dunia

Arab Saudi di PBB, Akhiri Islamofobia Untuk Perdamaian Dunia

Riyadh – Arab Saudi meminta semua negara anggota PBB untuk mengutuk kekerasan terhadap umat Islam, dan untuk mempromosikan budaya perdamaian dunia dengan mengakhiri Islamofobia.

Mohammed Alateek, Wakil Perwakilan Tetap Arab Saudi untuk PBB berbicara pada acara Majelis Umum PBB tingkat tinggi menjelang Hari Internasional pertama untuk Memerangi Islamofobia, pada 15 Maret. Arab News melaporkan, Minggu (12/3).

Alateek juga menyerukan dunia untuk memelihara rasa saling menghormati untuk perdamaian dan untuk menolak diskriminasi dan ekstremisme.

Acara PBB diselenggarakan oleh Presiden Majelis Umum Csaba Korosi dan Pakistan, yang saat ini memegang jabatan presiden bergilir Organisasi Kerjasama Islam.

Ia menyerukan kerja sama internasional dalam upaya untuk memerangi diskriminasi, xenofobia, intoleransi dan kekerasan terhadap orang-orang berdasarkan agama.

“Termasuk retorika yang mengarah pada profil rasial, diskriminasi, stereotip negatif dan stigmatisasi terhadap Muslim,” ujarnya.

Berbicara atas nama anggota Kelompok Arab di PBB, Alateek juga mengatakan Kelompok Arab percaya, peringatan Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia akan membantu memperkuat dialog, mempromosikan budaya perdamaian dan meningkatkan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

“Ini adalah kesempatan penting yang memungkinkan kita untuk menyoroti semua manifestasi kebencian dan Islamofobia terhadap Muslim, yang terkadang mengarah pada tindakan keji,” lanjutnya.

Kelompok Arab percaya peringatan tersebut akan membantu memperkuat dialog dan akan mempromosikan budaya perdamaian.

Dalam sambutan pembukaan, Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari, yang merupakan Ketua Dewan Menteri OKI saat ini, menyoroti beberapa cara di mana Islamofobia bertahan dan seringkali tidak dilaporkan.

“Bahaya Islamofobia sering mendapat perhatian internasional ketika tindakan kekerasan dan terorisme yang keji menyerang Muslim yang tidak bersalah, sementara diskriminasi, kebencian, dan permusuhan yang diam-diam terhadap Muslim tetap diabaikan dan tidak dilaporkan,” kata Bhutto Zardari.

Dia menyerukan penunjukan utusan khusus PBB untuk memerangi Islamofobia, bersama dengan “pengadopsian langkah-langkah internasional untuk perlindungan tempat-tempat suci; adopsi undang-undang untuk melarang ujaran kebencian; pemberian bantuan hukum dan ganti rugi yang layak; dan pembentukan mekanisme dan hukum peradilan nasional dan internasional untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas tindakan Islamofobia.