Riyadh – Arab Saudi berhasil membongkar jaringan kelompok Islamic State of Oraq and Syria (ISIS) di ibu kota negara itu, Riyadh, terkait dengan rencana serangan bunuh diri terhadap Kementerian Pertahanan. Dua teroris yang terkait ISIS tewas dan lima lagi ditangkap dalam serangan di tiga tempat yang berbeda, Kamis (5/10/2017).
Sumber resmi pihak keamanan Arab Saudi dalam pernyataan di saluran televisi pemerintah mengatakan, sejumlah serangan bom dan penembakan mematikan dilancarkan gerilyawan terhadap pasukan keamanan dan masyarakat muslim Syiah di Arab Saudi. Mereka berencana membuat kekacauan di Arab Saudi yang dinilai cendrung menjadi sekutu Barat.
ISIS dalam beberapa tahun belakangan ini juga mengecam pemimpin kerajaan sekutu Barat dan penghasil terbesar minyak dunia itu. Mereka menuduh kerajaan Sarab Saudi menyimpang dari hukum Islam dan membela kepentingan Amerika Serikat, yang adalah musuh mereka.
Pernyataan yang disampaikan melalui ‘reuters’ Jumat (6/10/2017) menyebutkan bahwa seorang pelaku bom bunuh diri di distrik al-Rimal, Riyadh timur, meledakkan rompi peledaknya. Itu dilakukannya setelah pasukan keamanan mengepung sebuah rumah yang digunakan untuk membuat rompi bunuh diri dan meracik bahan peledak.
Seorang gerilyawan lain tewas oleh pasukan keamanan setelah bersembunyi dengan membawa senjata api di sebuah apartemen di distrik al-Namar. Serangan ketiga terjadi di sebuah kandang kuda di al-Ghanamia, Riyadh selatan. Tempat tersebut telah digunakan sebagai sebuah markas utama.
Televisi pemerintah melaporkan dalam video ketika pasukan keamanan menyita senjata api dan bahan pembuat bom, dengan latar mobil yang terbakar dan sebuah bangunan yang rusak, tempat seorang gerilyawan meledakkan dirinya. Para tersangka tidak diketahui jatidirinya.
Pasukan keamanan menutup beberapa daerah di Riyadh sejak Rabu (4/10/2017), dan video yang dibagikan secara berjaringan memperlihatkan segumpal asap membumbung naik dari sebuah lokasi. Rencana untuk menyerang kementerian pertahanan terungkap pada bulan lalu, diduga melibatkan dua warga Yaman dan dua warga Saudi.
Sumber keamanan Arab Saudi menyatakan, salah satu dari tersangka yang ditahan adalah anggota gerakan bersenjata Houthi, yang terlibat perang 2-1/2 tahun dengan sekutu pimpinan Arab Saudi di Yaman.