Jakarta – Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengapresiasi capaian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menurunkan kasus serangan teror di Indonesia dalam kurun waktu 2018–2023. Namun, ia tetap meminta agar langkah-langkah inovatif dan kolaboratif harus selalu dilakukan dalam menghadapi ancaman terorisme.
“Komisi III mengapresiasi atas capaian kinerja BNPT selama lima tahun belakangan ini, progres-nya sangat bagus,” kata Sahroni dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Dia menyadari bahwa angka serangan terorisme itu tidak bisa menjadi alat ukur satu-satunya lantaran adanya dinamika gerakan terorisme yang muncul di bawah tanah.
“Terlebih, serangan teroris itu bentuknya banyak, bisa serangan langsung hingga doktrin,” ucapnya.
Sahroni meminta BNPT selalu mengedepankan langkah-langkah inovatif serta kolaboratif dalam menghadapi ancaman terorisme karena potensi ancamannya yang sangat beragam, terlebih menjelang Pemilu 2024.
“Jadi BNPT harus terus menciptakan program-program inovatif serta kolaboratif guna redam segala ancaman tersebut,” ujarnya.
Dia juga meminta BNPT agar tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme maupun paham radikal yang dapat masuk melalui banyak celah dengan mempelajari modus-modus terbarunya.
“Era saat ini sudah canggih, ancaman terorisme ataupun paham radikal bisa masuk lewat mana-mana. Apalagi menjelang tahun politik, aktivitas sosial media sosial meningkat, sudah pasti sasarannya anak-anak muda. Sehingga penting bagi BNPT untuk selalu aware dan catch up dengan perkembangan saat ini,” tuturnya.
Selain itu, BNPT perlu membuat lebih banyak program yang dekat dengan anak muda dengan maksimalkan penggunaan media sosial, sehingga mampu meminimalisasi tersebarnya paham radikalisme di kalangan generasi muda Indonesia.
“Karena generasi saat ini sudah tidak mau kalau pakai cara-cara lama, harus yang selaras dengan generasi mereka. Saya yakin BNPT pahami tantangan itu,” ujar dia.