YOGYAKARTA – Delapan teroris berhasil kabur dengan mengendarai mobil saat dilakukan pengerebekan. Mereka justru menyandera warga di rumah sakit dan hotel di Yogyakarta.
Melengkapi diri dengan senjata api, para teroris leluasa mengancam jiwa pengunjung hotel dan rumah sakit. Tanpa diketahui para teroris, petugas rumah sakit memencet tombol alarm yang terhubung dengan petugas kepolisian.
Polisi yang mendapat laporan darurat segera berkoordinasi dengan Satuan Brimob. Mereka meneruskan ke satuan Densus 88 antiteror hingga ke Mabes Polri dan TNI.
Sebab, situasi mulai genting saat negosiasi gagal dilakukan petugas. Para teroris justru menembaki petugas yang hendak menyelamatkan para sandera. Operasi penumpasan delapan teroris pun digelar. Petugas gabungan TNI-Polri menutup area yang dikuasai para teroris.
Baku tembak tak terelakan. Mobil milik teroris terbakar hebat saat mendapat berondongan senjata petugas. Petugas juga memantau situasi melalui udara dengan menerbangkam helikopter cukup rendah di lokasi.
Usai tak terdengar suara tembakan dari para teroris, pasukan khusus menyusup ke hotel dan rumah sakit yang dijadikan tempat teroris bersembunyi. Mereka mendapatkan dua teroris tewas dengan luka tembak di sekujur tubuhnya.
Sementara enam teroris lainnya selamat meski mendapat luka serius akibat tembakan. Mereka dibawa petugas untuk mendapat perawatan medis dan selanjutnya akan dimintai keterangan.
Beruntung, dalam penindakan teroris itu tidak ada sandera yang luka. Mereka selamat setelah para teroris dilumpuhkan.
Kasubdit Pelatihan Badan Nasional Penangulangan Teroris, Kombes Pol Suprianto menyampaikan, itu semua merupakan simulasi dalam penangkapan teroris. Latihan bersama ini melibatkan 150 personel dari unsur TNI dan Polri.
“Kita kerahkan semua potensi yang ada, baik dari darat dan udara dalam penyergapan teroris,” kata Suprianto di Lapangan Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) 474 Paskhas TNI AU, Yogyakarta, Selasa (3/11/2015).
Dia mengaku latihan bersama ini meningkatkan persiapan personel, baik dari TNI dan Polri jika sewaktu-waktu jika ada serangan teroris. Dalam situasi kritis, BNPT bergerak cepat dalam penindakan pelaku teroris.
Kepala BNPT Komjen Pol Saud Usman Nasution meminta jangan menganggap remeh teroris. Mereka bisa bertindak brutal ketika masyarakat dan petugas lengah.
“Kecepatan personel di daerah ini perlu dilatih supaya jika sewaktu ada ancaman, segera diatasi,” jelasnya.
Sumber : okezone.com