Antisipasi Serangan Teror di Terminal Penumpang, BNPT Simulasikan SOP Kepada Stakeholder Terkait

Jakarta – Ancaman serangan terorisme melalui obyek transportasi melalui terminal angkutan darat masih menjadi momok yang menakutkan bagi kita semua. Kejadian ledakan yang diduga bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu pada medio Mei 2017 lalu masih membekas dalam benak masyarakat. Pelaku teror sepertinya juga melihat titik-titik mana saja yang dianggap lemah secara penjagaan.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak tahun 2016 lalu telah selesai menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Sistem Keamanan Transportasi Terminal Penumpang Angkutan Jalan Dalam Menghadapi Ancaman Terorisme. Bahkan SOP tersebut telah di sosialisasikan ke terminal-terminal di Indonesia melalui Kementerian Perhubungan

Guna meningkatkan pengamanan yang lebih ketat di terminal agar kejadian bom di terminal Kampung Melayu tidak terjadi lagi serta SOP tersebut dapat dijalankan oleh seluruh terminal di Indonesia maka BNPT melalui Subdit Pengamanan Obyek Vital dan Transportasi pada Direktorat Perlincungan di Kedepuitian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Simulasi SOP Sistem Pengamanan Terminal tersebut dari ancaman terorisme.

Simulasi dalam mengaplikasi SOP tersebut jika terjadi ancaman teror di terminal penumpang angkutan jalan ini digelar di Hotel Horison, Bekasi pada Rabu (25/10/2017). Dalam simulasi tersebut pihak BNPT melibatkan Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubgungan DKI Jakarta, petugas Terminal, unsur TNI yakni Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopassus serta unsur Kepolisan baik dari Direktorat Pengamanan Obyek Vital Baharkam Polri dan Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri.

“Pada hari ini kita melakukan simulasi atas SOP yang sudah kita buat agar unsur-unsur terkait mengerti dan tahu akan tugasnya masing-masing jika terjadi ancaman terorisme di lingkungan terminal penumpang angkutan jalan. Jadi supaya tahu siapa berbuat apa jika ada ancaman,” ujar Kasubdit Pengamanan Obyek Vital dan Transportasi, Kolonel Mar. Purwanto Djoko Prasetyo di sela-sela acara.

Alumni AAL tahun 1992 ini mengatakan simulasi SOP ini juga berfungsi untuk lebih menguatkan kewaspadaan dan deteksi dini bagi petugas terminal agar kejadian serangan terorisme tidak terjadi di lingkungan terminal penumpang.

“Jadi ini sekaligus sebagai upaya pencegahan dan pendeteksian secara dini baik itu terhadap para penumpang, pengunjung terminal termasuk para penghuni terminal seperti tenant atau penyewa ruangan di lingkungan terminal dan juga terhadap seluruh kendaraan yang masuk di lingkungan terminal itu sendiri. Jadi kita melakukan pencegahan secara dini, karena kalau sudah sampai kejadian (serangan terorisme) itu dampaknya akan sangat luar biasa,” ujar pria yang dibesarkan di lingkungan pasukan Intai Amfibi Marinir ini.

Tak hanya itu, menurutnya, digelarnya simulasi SOP ini juga mempunyai maksud untuk menguji dan menyempurnakan SOP Transportasi Terminal Darat. “Sehingga memiliki tujuan dapat terwujudnya kesamaan persepsi dalam upaya menguji dan menyempurnakan SOP tersebut serta terlaksananya simulasi wargaming SOP guna menyelaraskan pemahaman para stakeholder sistem keamanan transportasi terminal darat dalam menjalankan mekanisme SOP tersebut,” ujar peraih Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik dari matra Laut ini

Untuk itu menurut Kasubdit dalam simulasi SOP tersebut pihaknya mengguankan metode gladi maket dengan menggunakan denah terminal Pulo Gebang, diskusi, sharing content dan penelitian dokumen.
Sementara dalam simulasi wargaming SOP sendiri diantaranya meliputi pemahaman kebijakan sistem keamanan internal yang dimiliki dan proses pengamanan yang telah dijalankan pada transportasi terminal darat, prosedur hubungan kerja antara BNPT dengan instansi dan aparat terkait selama situasi dalam keadaan aman dan normal yang mencakup tindakan pre-emtif dan preventif serta hubungan kerja antara BNPT dengan instansi aparat terkait dalam situasi darurat.

Dengan simulasi ini diharapkan dapat meningkatnya sistem keamanan pada transportasi terminal darat dan terwujudnya koordinasi antara BNPT dengan stakeholder pengelola transportasi terminal darat serta bisa terlaksananya perbaikan dan penyempurnaan SOP tersebut,” ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan All Arms Comando Course di Inggris dan Over Seas Joint Warfare Course di Australia ini.

Lebih lanjut menurutnya, kegiatan simulasi SOP ini tidak hanya berhenti di lingkup terminal angkutan jalan saja, namun juga meliputi pengamanan di obyek-obyek lainnya. “Dari semua SOP yang kita punya, semuanya akan kita simulasikan. Jumat besok terkait simulasi SOP pengamanan hotel dan pekan depan simulasi SOP pengamanan sistem ketenagalistrikan,” katanya mengakhiri.