Jakarta – Ancaman serangan terorisme melalui fasilitas publik seperti hotel masih menjadi momok yang menakutkan bagi kita semua. Kejadian ledakan yang diduga bom bunuh diri di Hotel JW Marriot tahun 2003 dan 2009 serta bom Hotel Ritz Cartlon di tahun 2009 yang lokasi semuanya berada di kawasan Mega Kuningan, Jakarta masih membekas dalam benak masyarakat. Pelaku teror sepertinya juga sudah melihat celah dimana saja yang dianggap lemah secara penjagaan sehingga bahan peledak bisa dibawa masuk ke lobby dan kamar hotel..
Dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang salah satu mandatnya memberikan perlindungan terhadap fasilitas publik seperti hotel, sejak tahun 2014 lalu telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanganan Keadaan Darurat Hotel dari Ancaman Terorismang telah selesai pada tahun 2015 lalu itu telah di sosialisasikan ke hotel-hotel di Indonesia.
Guna meningkatkan pengamanan yang lebih ketat di hotel agar kejadian bom seperti di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Cartlon tidak terjadi lagi serta SOP tersebut dapat dijalankan oleh seluruh hotel di Indonesia maka BNPT melalui Subdit Pengamanan Lingkungan pada Direktorat Perlincungan di Kedepuitian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Simulasi SOP Penanganan Keadaan Darurat Hotel dari Ancaman Terorisme.
Simulasi dalam mengaplikasi SOP tersebut jika terjadi ancaman teror di hotel ini digelar di Hotel Grand Sahid, Jakarta pada Jumat (27/10/2017). Dalam simulasi tersebut pihak BNPT melibatkan para manajer keamanan dari berbagai hotel, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta, Dinas Pariwisata DKI Jakarta, Bakesbangpol DKI Jakarta, unsur TNI yakni dari BAIS TNI, Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopassus serta unsur Kepolisan baik dari Direktorat Pengamanan Obyek Vital Baharkam Polri, Polisi Wilayah dan Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri.
“Setelah kemarin kita melakukan simulasi sistem keamanan di terminal angkutan jalan, lalu pada hari ini kita berganti malakukan simulasi SOP terhadap keamanan di hotel melakukan simulasi atas SOP yang sudah kita buat agar unsur-unsur terkait mengerti dan tahu akan tugasnya masing-masing jika terjadi ancaman terorisme di lingkungan hotel. Jadi supaya tahu siapa berbuat apa jika ada ancaman,” ujar Kasubdit Pengamanan Lingkungan, Kolonel Sus. Fanfan Infansyah di sela-sela acara.
Alumni AAU tahun 1992 ini mengatakan, simulasi SOP ini juga berfungsi untuk lebih menguatkan kewaspadaan dan deteksi dini bagi para petugas keamanan hotel agar kejadian serangan terorisme seperti di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Cartlon tidak terjadi lagi.
“Jadi ini sekaligus sebagai upaya pencegahan dan pendeteksian secara dini baik itu terhadap para pegawai hotel, tamu hotel dan juga terhadap seluruh kendaraan yang masuk di lingkungan hotel itu sendiri. Jadi kita melakukan pencegahan secara dini, karena kalau sudah sampai kejadian (serangan terorisme) itu dampaknya akan sangat luar biasa,” ujar pria yang dibesarkan di lingkungan pasukan Intai Amfibi Marinir ini.
Tak hanya itu, menurutnya, digelarnya simulasi SOP ini juga mempunyai maksud untuk menguji dan menyempurnakan SOP Penanganna Keadaan Darurat di Hotel. “Sehingga memiliki tujuan dapat terwujudnya kesamaan persepsi dalam upaya menguji dan menyempurnakan SOP tersebut serta terlaksananya simulasi wargaming SOP guna menyelaraskan pemahaman para stakeholder sistem keamanan hotel dalam menjalankan mekanisme SOP tersebut,” ujarnya.
Untuk itu menurut Kasubdit dalam simulasi SOP tersebut pihaknya mengguankan metode gladi maket dengan menggunakan denah hotel Grand Sahid Jakarta, diskusi, sharing content dan penelitian dokumen.
Sementara dalam simulasi wargaming SOP sendiri diantaranya meliputi pemahaman kebijakan sistem keamanan internal yang dimiliki dan proses pengamanan yang telah dijalankan pada hotel, prosedur hubungan kerja antara BNPT dengan instansi dan aparat terkait selama situasi dalam keadaan aman dan normal yang mencakup tindakan pre-emtif dan preventif serta hubungan kerja antara BNPT dengan instansi aparat terkait dalam situasi darurat;
“Jadi dalam pertemuan ini kita simulasikan dalam berbagai bentuk kondisi, baik dalam situasi normal apa saja yang dilakukan oleh pihak hotel, lalu situasi rawan sampai pada situasi pada saat kejadian. Jadi semuanya kita simulasikan. Karena setiap hotel mempunyai SOP keamanan sendiri-sendiri. Untuk itu kita minta berbagai masukan dari pihak hotel menegani SOP mereka lalu ditanggapi oleh pihak–pihak terkait lainnya seperti dinas pemadam kemabakaan, kesehatan sampai aparat TNI/Polri,” ujarnya.
Lebih lanjut Kolonel Fanfan mengatakan dalam simulasi dan gladi maket ini sendiri juga dipandu oleh Kasubdit Penagamanan Obyek Vital dab Transportasi BNPT, Kolonel Mar. Purwanto Djoko. “Diharapkan dengan simulasi ini dapat meningkatnya sistem keamanan hotel yang baik serta bisa terwujudnya koordinasi antara BNPT dengan pengelola hotel serta bisa terlaksananya perbaikan dan penyempurnaan SOP tersebut,” ujarnya.