Raqqa – Jam malam selama dua hari diberlakukan pasukan keamanan setempat di Kota Raqqa, sebelah utara Suriah, mulai Minggu (24/6). Kebijakan ini diambil sebagai respons atas laporan intelijen terhadap potensi serangan yang dilakukan kelompok Islamic State (ISIS) di wilayah tersebut.
Pasukan Keamanan setempat Kota Raqqa menjelaskan, pihaknya menerima informasi bahwa kelompok ekstrimis yang bekerja atas nama ISIS saat ini sudah menyelusup ke Kota Raqqa. Kelompok ini diduga kuat berencana melakukan serangan untuk mengganggu stabilitas dan keamanan di Raqqa.
“Atas dugaan kuat ini akhirnya diputuskan untuk menempatkan keadaan darurat dan jam malam di Kota Raqqa mulai pukul 05:00 pada hari Minggu 24 Juni 2018, hingga pukul 05:00 pada hari Selasa,” jelas sumber dari pasukan keamanan setempat sebagaimana dikutip AFP, Senin (25/6).
Seperti diketahui, ISIS kehilangan Ibu Kota de facto-nya di Raqqa, Suriah pada Oktober tahun lalu, setelah empat bulan dihadapkan dengan pertempuran sengit dan pemboman oleh Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang didukung koalisi AS.
SDF juga sudah memangkas wilayah ISIS di tempat lain di utara dan timur Suriah hanya dengan segelintir kantong yang terisolasi.
Pada Jumat pekan lalu, ISIS mengklaim serangan pertamanya di Provinsi Raqqa sejak digulingkan. Melalui saluran media propagandanya, Amaq, ISIS menyatakan telah meledakkan bom pinggir jalan di timur laut kota.
Pada 15 Juni lalu, seorang pejuang SDF juga dilaporkan tewas di sebuah pos pemeriksaan di utara Raqqa. Sementara pada awal bulan ini, lima petugas polisi yang terkait dengan SDF juga tewas akibat ledakan di pinggir jalan saat melakukan patroli rutin di Kota Raqqa. Namun begitu ISIS tak menyatakan bertanggung jawab atas kedua insiden tersebut.