Jakarta – Para calon pekerja migran mendapat pelatihan penguatan mental Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA). Upaya itu dilakukan agar para calon pekerja migran siap mental bekerja di luar negeri juga sebagai antisipasi radikalisme.
“Di luar negeri itu tidak hanya butuh keterampilan tapi juga mental, karena di luar negeri itu budayanya berbeda bahasanya berbeda hukumnya berbeda. Kita membekali mereka supaya punya mental baja, mental juara,” ujar Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Ketenagakerjaan Kementerian PPPA Lies Rosdianty di Jakarta, Jumat (2/2/2018), dikutip dari detik.com.
Menurutnya, pelatihan ini juga untuk mengantisipasi calon pekerja migran terpengaruh ajaran radikalisme. Pelatihan itu akan memberi pengertian kepada calon pekerja migran untuk tidak ikut ajaran radikalisme.
“Lebih ke pada mentalnya kita bekali. Bukan cuma itu ya sekarang pekerja migran luar negeri rentan menjadi sasaran ajaran radikalisme. Mereka menjadi sasaran radikalisme dan banyak yang pergi ke Suriah,” imbuh Lies.
Lies menjelaskan pelatihan ini sudah dimulai sejak 2017. Dia menyebut hingga saat ini sudah melatih ratusan calon pekerja migran.
“Kalau penguatan mental sudah berapa ratus orang kita latih, itu bertahap kita latih, sekitar 300-an. Baru 300 orang karena kita nggak boleh sekelas banyak, nggak boleh lebih dari 30 orang,” paparnya.
Anggota Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Maizidah Salas, menyebut, penguatan mental akan diberikan sebelum calon pekerja migran berangkat ke luar negeri. Menurutnya, mental adalah hal yang penting untuk dibekali supaya mereka bisa melawan ketika haknya tidak didapatkan.