Manado – Polda Sulawesi Utara makin memperketat pengamanan di perairan Sulawesi Utara. Pemantauan terus dilakukan menyusul penangkapan Abu Musad yang diduga kuat simpatisan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di perbatasan Sangihe, Talaud, Manado.
Hal itu dikemukakan Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol. Bambang Waskito dalam wawancara jarak jauh dengan sebuah stasiun televisi swasta, Senin (13/11/2017) malam. Menurut Bambang, kini pihaknya terus melakukan pemantauan di perairan yang berbatasan dengan wilayah Filipina Selatan dalam waktu 24 jam.
“Apabila ada kapal yang masuk, baik besar maupun kecil, langsung kita informasikan kepada pasukan yang ada di darat. Jadi setelah (kapal) merapat, langsung kita cek dokumen penumpang maupun barang-barang yang dibawa,” katanya.
Melalui identifikasi tersebut, katanya, akan bisa dipastikan apakah bawaan penumpang merupakan barang yang membahayakan. Demikian juga para penumpangnya, akan diketahui apakah terpengaruh ISIS atau tidak.
Terkait koordinasi aparat keamanan Indonesia dan Filipina untuk mencegah penyelundupan simpatisan ISIS dari Filipina ke Indonesia atau sebaliknya, Kapolda menjelaskan bahwa setelah otoritas keamanan Filipina menggempur pemberontak Maute yang berafiliasi dengan ISIS di Marawi, sudah dilakukan pertemuan oleh enam negara di Manado beberapa pekan lalu. Salah satunya membahas masalah lalu lintas anggota ISIS di perairan yang memisahkan kedua negara.
“Jadi dengan adanya rapat tersebut, sudah ada kontak person aparat yang ada di Manado maupun di Filipina. Sehingga memudahkan (pemantauan) kalau ada kapal yang akan menyeberang ke Sulawesi Utara,” katanya.
Selain itu, katanya, beberapa waktu lalu sudah dilakukan latihan bersama oleh pihak Indonesia dan Filipina yang dilaksanakan di Tanjung Priok.