Antisipasi ISIS, Menhan Minta Konflik Myanmar Ditangani Secara Baik

Singapura – Kelompok teroris yang menamakan dirinya sebagai Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) masih menjadi ancaman serius di kawasan ASEAN. Beberapa konflik yang melibatkan etnis seperti di Myanmar sangat rentan disusupi oleh ISIS oleh karena itulah Menhan Ryamizard meminta semua pihak ikut terlibat dalam upaya meredam konflik yang terjadi di Myanmar agar perluasan ISIS dapat ditekan.

“Kita perlu mengambil langkah konkret, apabila Myanmar tak ditangani secara benar, besar kemungkinan mereka akan direkrut ISIS,” ujar Ryamizard saat memberi kulaih umum di Nanyang Executive Center, Sinagpura, Rabu (7/2/2018).

Seperti dikutip dari laman www.detik.com Ryamizard merinci langkah konkret untuk meredakan konflik di Myanmar yang dimaksud. Menurutnya, bantuan kemanusiaan saja belum cukup.

“Jadi bukan sekedar bantuan kemanusiaan kita kirim, tapi saya sudah bicara kedutaan Myanmar bagaimana diskusi cara mengatasinya,” sebut dia.

Ryamizard mempunyai alasan mengapa Myanmar sangat rentan disusupi oleh kelompok radikal teroris ISIS. Faktor konflik yang melibatkan etnis Rohingya yang beragama Islam menjadi salah satu pemicunya.

Selain itu, Indonesia juga disebutnya mesti berhati-hati mencegah dan meredam paham ISIS untuk masuk. Dia mengatakan pihaknya fokus soal itu, terlebih Indonesia disebutnya merupakan negara muslim terbesar di dunia.

“Kenapa di sana? Karena Islam, tidak menerima. Kenapa di Indonesia? 200 juta lebih. 1 persen aja 2 juta orang. Ini baru 330 dengan simpatisan lebih 100 ribu dunia sudah takut. Dua juta, bayangin saja,” katanya.