Jakarta – Ancaman radikal terorisme menjadi perhatian PT Timah Tbk. Sebagaimana menjaga menjaga kesatuan dan persatuan, anggota holding Industri pertambangan MIND ID ini ikut mengelar Dialog Kebangsaan dengan tema “Ancaman Radikal Terorisme Dalam kehidupan Berbangsa dan bernegara, Hal yang Melarbelakangi dan upaya antisipasi,” di Gedung Graha Timah Senin, (2/9/2023).
Kegiatan ini diinisiasi langsung oleh Densus 88 Anti Teror POLRI dan diikuti para pegawai PT Timah Tbk serta beberapa tamu undangan lainnya baik offline maupun online.
“Keluarga besar PT TIMAH Tbk mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Densus 88 Anti Teror POLRI ini. Menurut kami hal ini penting sebagai bagian dari pembinaan kesadaran terhadap bela negara, mengingat pembinaan kesadaran bela negara adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa,” ungkap Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal saat membuka kegiatan Senin, (2/9/2023).
Diakui Ahmad Dani Virsal, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin berat dan beragam.
Kata Dani, ancaman terhadap NKRI bukan hanya perang fisik bersenjata. Kedepan Proxy War akan semakin menjadi ancaman, dimana perang terjadi melalui berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik melalui politik, ekonomi, sosial dan budaya. Untuk itu melalui kegiatan ini dirinya mengajak bersama-sama untuk saling mewaspadai dan menghadapi tantangan saat ini.
“Dalam konteks Proxy War, tidak hanya terorisme dan intoleransi yang harus kita waspadai sebagai ancaman terhadap negara kita NKRI, di sektor pertambangan timah Bangka Belitung juga terjadi ancaman serupa. Untuk itu sebagai bagian dari BUMN yang memiliki tanggung jawab dalam wujud cinta dan refleksi bela negara, kami harus dapat berjuang dengan berproduksi semaksimal mungkin, dan seluruh penjuru harus selalu menjaga kekayaan alam, untuk Babel dan Indonesia,” ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Kasatgaswil Densus 88 AT Polri Provinsi Bangka Belitung, AKBP. Maslikan, menuturkan potensi ancaman radikal saat ini masih sangat keras terjadi.
Menurutnya, kegiatan dan tema yang diangkat pada dialog kebangsaan sangat relevan dalam mengantisipasi ancaman radikalisme.
“Sampai hari ini potensi ancaman masih sangat keras. Mungkin kami tidak akan menyampaikan secara full, tidak ada fakta atau data intelijen. Tapi kasat mata bahwa, hari ini orang yang tidak mencinta atau kurang cinta terhadap bangsa itu masih banyak,” ucap AKBP. Maslikan.
Menghadapi tahun politik saat ini diakuinya, potensi acaman radikal menjadi perhatian. Untuk itu dirinya berharap kegiatan ini menjadi langkah dalam mengantisipasi radikal terorisme.
“Di Babel sejauh ini kondisi masih relatif aman, di tahun politik ini langkah antisipasi yang dilakukan melalui dialog, diskusi dan ini penguatan karena kita ingin aman, damai di Babel,” ucapnya.
AKBP Maslikan menyebut, potensi radikalisme bisa terjadi dimana saja, terutama perusahaan yang tidak terkelolah dengan baik.
“Kalau tida terkolah baik ada potensi radikalisme terjadi, tapi di Babel belum tetihat, mungkin yang berkompeten bisa menjelaskan terkait ini,” ungkapnya.