Ternate – Untuk mengantisipasi ancaman terorisme di Maluku Utara (Malut), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan mengerahkan pesawat pengintai yang beroperasi di Maluku Utara (Malut). Pihaknya akan luncurkan pesawat jenis Boeing guna mengintai gerakan radikalisme di wilayah itu.
Hal itu diungkapkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat melakukan kunjungan kerja di Ternate, Kamis (8/5/2017). Menurut Panglima, pengerahan pesawat pengintai ini akan disertai dengan penambahan kapal-kapal untuk melakukan patroli laut di berbagai titik yang dianggap rawan teroris masuk ke wilayah Malut. Terutama di wilayah Kabupaten Pulau Morotai sebagai salah satu daerah terluar.
Bahkan, TNI juga bakal menambah pembangunan pangkalan militer di sejumlah wilayah terluar di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku.
Jika telah dibangun pangkalan militer di Pulau Morotai, katanya, sejumlah alutsista khusus pengamanan wilayah perbatasan akan ditempatkan di Pulau Morotai.
Program Presiden Joko Widodo ini akan direalisasi setelah pembangunan pangkalan militer di Pulau Natuna, wilayah barat laut Kalimantan selesai.
“Jadi dalam program yang disampaikan oleh Presiden Jokowi bahwa Morotai merupakan pulau yang akan kita bangun pangkalan militer dengan beberapa kekuatan alutsista yang ada, tetapi berdasarkan pelaksanaan tahapan-tahapan, yang utama tadi di Natuna sedang dilaksanakan, habis di Natuna kita akan ke Morotai,” katanya seperti dilansir Antara.
Pengamanan ini tentunya tidak hanya dilakukan NI/Polri, tetapi memerlukan dukungan masyarakat dan para ulama supaya bisa menangkal masuknya teroris di Malut.
Nurmantyo menyebutkan, sejarah kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan para kiyai dan ulama. Menurutnya, saat ini kiyai dan ulama diyakini dapat menjadi pemersatu umat beragama.
“Bangsa Indonesia merdeka karena peran aktif para kiai dan ulama bersama-sama dengan umat agama lain, berbagai macam suku berjuang bersama-sama sehingga Indonesia menjadi bangsa yang hebat dalam meraih kemerdekaan,” ujarnya.
Gatot mengatakan, saat ini banyak masyarakat yang mulai terpecah dalam berbagai kelompok tertentu. Sebagian dari kelompok tersebut ada yang merasa lebih baik dan merasa lebih banyak berjasa bagi Indonesia.
Gatot mengingatkan bahwa perjuangan para kiyai dan ulama di masa awal kemerdekaan merupakan contoh yang harus ditiru hingga saat ini dan para kiyai dan ulama berhasil menyatukan berbagai kemajemukan masyarakat Indonesia.