Jakarta – Indonesia sebagai negara majemuk dengan dinamika sosial-politik yang terus berkembang, menghadapi tantangan keamanan yang fluktuatif, terutama pada momen-momen krusial nasional. Perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) mendatang bukan sekadar momen liburan dan kegiatan keagamaan, melainkan juga periode di mana mobilitas masyarakat meningkat drastis dan perhatian publik terpusat pada titik-titik keramaian.
Secara historis, momen perayaan Nataru ini sering kali dimanfaatkan oleh kelompok radikal terorisme sebagai panggung untuk menunjukkan eksistensi, baik melalui penyebaran propaganda ketakutan maupun aksi teror nyata yang bertujuan mengganggu stabilitas keamanan dan kerukunan umat beragama.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, ancaman radikalisme dan terorisme kini telah berkembang dimana telah bermetamorfosis menjadi bentuk yang lebih adaptif dan sulit dideteksi. Menjelang Nataru mendatang, pola radikalisasi diprediksi akan mengalami pergeseran yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan lanskap geopolitik global.
Tentunya ini memberi peluang bagi kelompok radikal teroris untuk melakukan aksinya. Oleh karena itu, kesiapsiagaan negara dalam menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat untuk menyambut perayaaan Nataru mendatang menjadi prioritas mutlak yang tidak dapat ditawar.
Untuk mencegah dan mengantisipasi ancaman terorisme pada perayaan Nataru mendatang, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) melalui Subdit Kontra Propaganda, Direktorat Pencegahan di Kedeputian I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalsiasi menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Satgas Kontra Radikalisasi Lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) dalam rangka Membahas Prediksi Ancaman Menjelang Nataru dan Pola Radikalisasi tahun 2026
“Dalam rangka mendekati hari besar perayaan Natal 2025 dan libur Tahun Baru 2026, kita juga perlu mewaspadai adanya upaya kelompok ekstrem dan radikal terorisme ini. Karena bisanya Nataru ini adalah momen momen krusial yang dapat dimanfaatkan kelompok radikal terorisme melakukan aksinya,” ujar Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT RI, Mayjen TNI Sudaryanto, SE., M.Han, dalam sambutannya saat membuka Rakor tersebut di Aston Priority Hotel, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Lebih lanjut Deputi I BNPT yang merupakan alumni Akmil tahun 1993 ini menjelaskan kalau pihaknya sengaja mengumpulkan para anggota Satgas Kontra Radikalisasi dari berbagai K/L pada Rakor ini sebagai upaya yang pada intinya adalah untuk berkoordinasi, berkolaborasi dan berdiskusi dalam menghadapi Nataru mendatang.
“Jadi biasanya ini adalah saat-saat yang krusial. Kalau kita di TNI itu ada ‘Siaga Senja dan Siaga Fajar’. Pada saat itulah kita bersiaga karena akan ada dinamika situasi yang sangat cepat disitu. Sehingga kita perlu persiapan. Jadi kita semua disini berkumpul, bisa berkoordinasi, berdiskusi untuk melaksanakan upaya antisipasi saat nanti menghadapi hari Natal dan Tahun Baru,” ujar perwira tinggi yang karir militernya dibesarkan di Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopassus TNI-AD ini.
Karena menurutnya, upaya pencegahan itu adalah upaya yang paling sulit. Karena hal tersebut tentunya dibutuhkan suatu analisa yang baik. Untuk itu dirinya percaya kehadiran para anggota Satgas Kontra Radikalisasi dari K/L terkait dalam pertemuan tersebut dapat memberikan pandangan-pandangan atau pendapat sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sehingga nanti akan menjadi masukan bagi K/L yang lain.
“Jadi kita akan bertukar informasi disini. Nah nanti diharapkan pada akhir sesi kita diskusi hari ini nanti akan suatu kesimpulan, suatu bulatan, bahwa seperti apa bentuk analisa ancaman pada saat kita menghadapi kegiatan Nataru,” ujar mantan Kasrem 173/Praja Vira Braja (PVG) Kodam XVII/Cendrawasih ini.
Karena menurut mantan Danrem 084/Bhaskara Jaya Kodam V/Brawijaya ini, adanya Analisa dan Kesimpulan yang dikumpulkan dan didapat dari para narasumber dari berbagai K/L dalam Rakor ini akan menjadi modal bagi seluruh peserta dari K/L terkait dan tentunya bagi keamanan masyarakat bangsa ini bagaimana nantinya kita mengantisipasi kedepan jika terjadi ancaman.
“Karena pencegahan itu adalah upaya kita mengendalikan ancaman. Kalau kita berhasil upaya pencegahannya berarti ancaman bisa kita tiadakan. Jadi kita semua berharap semua ancaman yang timbul di lingkungan kita ini pasti kita akan berusaha untuk bagaimana kita kendalikan, sehingga ancaman itu bisa kita kendalikan,” ujar mantan Komandan Grup 1/Parako Kopassus ini.
Oleh sebab itu menurutnya seluruh pihak dari masing-masing K/L bisa melakukan deteksi secara dini sebagai upaya pencegahan sedini mungkin. Karena kelompok terror dan pola radikalisme saat ini tidak lagi hanya mengandalkan pertemuan fisik atau sel-sel tidur konvensional, tetapi semakin agresif memanfaatkan ruang siber, artificial intelligence, dan platform media sosial terenkripsi untuk melakukan rekrutmen serta penyebaran narasi kebencian.
“Transformasi pola ini menuntut kita sebagai pemerintah untuk tidak hanya bersikap reaktif, melainkan proaktif dalam memetakan potensi ancaman baru yang mungkin belum pernah teridentifikasi sebelumnya,” ujar mantan Danyon 811/Aksi Khusus Sat 81/Gultor Kopassus ini mengakhiri.
Sementara itu senada dengan Mayjen TNI Sudaryanto, Direktur Pencegahan BNPT RI, Brigjen TNI Dr. Sigit Karyadi, SH., MH., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa kepentingan dan tujuan diadakannya Rakor ini adalah untuk kegiatan event Nataru. Dimana masing-masing K/L memberikan masukan, ancaman dan analisa atas masing-masing K/L dari aspek khusus momen Nataru.
“Nah ini nanti yang akan disampaikan dari Pak Kepala BNPT kepada Presiden. Ada dua skema laporan, pertama, ketika kita melaporkan kepada unsur pimpinan kepada user, ada yang seragam. Kalau seragam kan berarti kita memang bekerja, dan melakukan elaborasi. Skema kedua, adalah skemanya adalah tidak sama, laporannya masing-masing punya aspek tersendiri. Tapi itu dinyatakan kita bekerja, karena semuanya bekerja di aspek masing-masing,” ujar Brigjen Sigit Karyadi.
Dalam Rakor ini Deputi I BNPT tampak didampingi Kasubdit Kontra Propaganda Kolonel Cpl. Hendro Wicaksono, SH., M. Krim,, Koordinator Seksi Penggalangan Letkol Inf. (Purn) Arifuddin, dan Kasi Media Literasi, Rizky Adianhar, S.Sos. dan staf serta dari Subdit Intelijen BNPT dan staf
Sementara perwakilan K/L terkait yang hadir dalam rakor tersebut yakni Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, Detasemen Khusus (Densus) 88/Anti Teror Polri, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Agama, Badan Instalasi Strategi Pertahanan (Bainstrahan) Kemhan, Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Komunikasi dan Digital.
Damailah Indonesiaku Bersama Cegah Terorisme!