Semarang – GP Ansor dinilai sebagai mitra strategis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam membentengi generasi muda dari propanda paham radikal terorisme dan ISIS. Pernyataan itu diungkapkan Kasubdit Pengawasan dan Kontra Propaganda BNPT Kolonel TNI Dadang Hendrayudha saat memaparkan laporan pelaksanaan Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Kalangan Pemuda Ansor se-Jawa Tengah di Aula Diponegoro, Kodam IV/Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4/2016).
“Kenapa Ansor sebagai mitra strategis? Ansor sejak tahun lalu sudah menjadi mitra BNPT dalam membentengi generasi muda dari paham radikalisme, terorisme, dan ISIS,” kata Kolonel Dadang.
Ia menjelaskan, dalam membentengi bangsa dari propaganda paham radikal terorisme dan ISIS perlu sinergisitas dari berbagai lembaga, baik pemerintah, maupun masyarakat. Selain itu juga penting adanya upaya bersama dalam membentengi generasi muda dari propaganda radikalisme dan terorisme.
Menurut Dadang Hendrayudha, hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Pemuda Ansor se-Jateng adalah terjalinnya kerjasama antara BNPT, TNI, Polri, dan Ansor dalam pencegahan terorisme di Jateng. Juga adanya kesamaan pandangan antara BNTP, TNI, Polri, dan Ansor dalam memberika pemahaman pencegahan terorisme di masyarakat.
“Diharapkan kalau sinergi itu bisa lebih kuat, maka daya tangkal masyarakat terhadap propaganda paham radikal terorisme dan ISIS,” ungkap Kolonel Dadang.
Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Kalangan Pemuda Ansor se-Jawa Tengah ini diikuti 700 anggota Ansor dan 300 unsur TNI dan Polri. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Direktur Pencegahan Brigjen Pol. Drs. Hamidin, Ketua GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas, dan mantan teroris, Ali Fauzi.