Jakarta – Anies Rasyid Baswedan berjanji menjaga pluralisme di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta terpilih periode 2017-2002 tersebut telah menyiapkan sejumlah konsep untuk mewujudkannya. “Sudah ada langkah yang akan dilakukan, tim sinkronisasi sudah bekerja,” katanya usai mengadakan pertemuan dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Rabu (19/7/2017) dinihari.
Anies mengakui pluralisme di Ibukota sempat terancam perpecahan selama kampanye dan proses Pilkada DKI Jakarta. Sebagian masyarakat bahkan masih beda pendapat hingga kini.
Menurut mantan Menteri Pendidikan itu, partisipasi warga bisa menjadi jalan menjaga pluralisme serta kebhinnekaan di Jakarta dan itulah yang dipelajarinya dalam pertemuannya dengan Sultan. “Pluralisme usai Pilakada harus dilakukan dengan cara kerja sama. Dengan kerja sama, semua bisa dikerjakan dengan mudah,” ujarnya.
Proses kerja selama pilkada, lanjut Anies, dilakukan secara kelompok. Usai pilkada, pembangunan harus dilakukan untuk semua elemen. “Tidak hanya pemerintah, tapi juga partisipasi warga. Warga harus terlibat,” ucapnya.
Anies mengatakan, salah satu pokok bahasan yang jadi pembahasan dengan Sultan adalah sistem partisipasi warga yang diberi nama Jaga Warga. Sistem ini bakal diaplikasikan di Ibukota. “Partisipasi warga di Yogyakarta banyak. Saat terjadi gempa di Bantul, pemerintah tak sendiri membantu. Tapi, banyak keterlibatan warga,” ujarnya.
Menurut Anies, ada persamaan antara Jakarta dengan Yogyakarta. Keduanya sama-sama memiliki warga yang tinggal di pinggiran sungai. Namun, di Yogyakarta, warga yang tinggal di pinggir sungai ditata tanpa ada penggusuran. Selain itu, Yogyakarta dan Jakarta sama-sama kota dengan banyak pendatang.
“Bedanya, di Yogyakarta pendatang itu mayoritas untuk belajar. Kalau Jakarta, mayoritas untuk bekerja,” kata Anies seperti dilansir Tempo.co.