Donggala – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah, Kamis (20/9/2018), menggelar kegiatan Workshop Lomba Video Pendek sebagai bagian dari pencegahan terorisme di kalangan pelajar SMA dan sederajat melalui lomba video pendek. Kegiatan ini diadakan juga sebagai bagian dari kewaspadaan yang harus dibangun untuk mengantisipasi ancaman terorisme yang semakin beragam.
Sekretaris Daerah Kabupaten Donggala, H, Aidil Nur, dalam sambutan pembukaan menyampaikan ucapan terimakasih atas dipilihnya Kabupaten Donggala sebagai lokasi kegiatan. Pihaknya mendukung penuh dilaksanakannya pencegahan terhadap terorisme sejak dini.
“Perlu kita pahami bersama ancaman terbesar terorisme bukan hanya ancaman fisik tetapi serangan propaganda yang menyerang pola pikir. Oleh karena itu, kami imbau adik-adik untuk selalu waspada, jangan mudah terpengaruh paham radikal terorisme,” kata Aidil.
Di Donggala, lanjut Aidil, upaya penanaman rasa nasionalisme sebagai benteng terhadap masuknya paham radikal terorisme juga dilakukan secara serius. “Salah satunya di upacara memperingati kemerdekaan, kami melaksanakannya sampai ke desa-desa,” tambahnya.
Di hadapan 150 pelajar setingkat SMA dan sederajat, Aidil mengajak menjadikan terorisme sebagai msuh bersama karena sifat ancamannya yang besar. Dia juga mengajak semua ateka holder di Donggala untuk bersatu untuk bersama-sama melakukan pencegahan terhadap masuknya paham radikal terorisme.
“Pelajar adalah situasi di mana anak-anak merasa haus terhadap informasi. Itu bagus, tapi harus dibentengi dengan pengetahuan bahaya radikal terorisme agar mereka tidak terseret masuk ke dalam jaringan pelaku baru,” tandas Aidil.
Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, senang mendengar semangat Kabupaten Donggala dalam keikutsertaannya memerangi paham radikal terorisme. Mulai tahun 2018 BNPT diakuinya telah menggeser konsentrasi sosialisasi bahaya terorisme di luar ibukota provinsi, agar pencapaian terget keberhasilan lebih besar.
“Selama ini kami hanya melaksanakannya di ibukota provinsi, dan memang hasilnya kurang maksimal,” ungkap Andi Intang.
Andi Intang mengungkapkan telah terjadinya pergeseran target perekrutan pelaku terorisme, yaitu menjadikan generasi muda sebagai sasaran. Oleh karenanya, salah satu konsentrasi pencegahan oleh BNPT secara khusus diarahkan ke kelompok pemuda dan perempuan, salah satunya melalui Lomba Video Pendek.
“Lomba ini sudah diadakan sejak 2016, sudah menghasilkan 12 juta video di Youtube, ditonton lebih dari 24 juga kali. Inilah kontrapropaganda yang kami lakukan untuk membentengi anak-anak yang di era milenial menyukai penggunaan gadget,” terang Andi Intang. [shk/shk]