Banda Aceh – Radikalisme dalam bungkus konten hoax yang terus menyebar melalui media, utamanya di dunia maya telah meresahkan generasi muda. Penolakan generasi muda Aceh adalah bentuk respon tegas terhadap segala bentuk upaya memecah belah dan merusak perdamaian, khususnya di Serambi Mekkah.
“Kami ingin mengetahui bagaimana melawannya, selain untuk menjaga diri, juga kepada keluarga supaya tidak terpedaya” demikian disampaikan pegiat Forum Menulis Aceh Firdha Ustin, salah seorang peserta kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Terorisme melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Banda Aceh (15/3/2018).
Pada kesempatan yang sama Anggota Dewan Pers Jimmy Silalahi mengatakan bahwa akal sehat kita harus mampu memilah dan memilih informasi yang benar, termasuk membuat keputusan apakah baik untuk menyebarkannya. Beliau juga mengapresiasi BNPT melalui Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi yang concern terhadap persoalan ini.
Kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Terorisme mengambil tema “Saring sebelum Sharing” bertujuan untuk mengajak awak media dan anak muda khususnya di Aceh mewaspadai penyebaran konten radikal terorisme melalui dunia maya.
“Kita yakin dan percaya, bahwa generasi muda dapat lebih berperan dalam menguatkan semangat damai di tengah masyarakat Aceh yang lelah dengan konflik lama, dan tidak mau menerima potensi konflik baru yang dipicu oleh motif ideologi radikal terorisme” tegas Kepala Seksi Partipasi Masyarakat Setyo Pranowo, S.H., M.M., ketika membacakan Sambutan Direktur Pencegahan BNPT. [MRB]