Anak Bangsa Harus Satukan Barisan Lawan Terorisme

Jakarta – Terorisme adalah kejahatan luar biasa. Tidak hanya biadab, terorisme juga mengancam kedaulatan bangsa dan negara.

Fakta itulah yang mengharuskan seluruh anak bangsa harus menyatukan barisan untuk melawan terorisme. Pernyataan itu diungkapkan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono.

“Maju terus bangsa Indonesia, terus maju dan insya Allah SWT kita akan menang dengan gemilang. Perang kita ini adalah Perang Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Kita serukan bersama lagi dan lagi kepada kaum sesat durjana itu, “Kami tidak takut”,” kata Hendropriyono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/5/2018), dikutip dari detik.com.

Hendropriyono juga menjabarkan bagaimana paham terorisme disebarkan. Maka itu terorisme harus diberantas sampai ke akar-akarnya.

Berikut pernyataan lengkap Hendropriyono:

Betapa bangga kita sebagai anak-anak bangsa Indonesia, karena rakyat sudah mulai melawan terorisme. Para netizen ramai-ramai dan bertubi-tubi mulai mengutuk dan menyerang mereka di medan perang dunia maya.

Teruslah bergerak para putera bangsa Indonesia, karena sasaran kita bukan hanya para pengebom saja yang bak ranting dan dedaunan yang patah tumbuh hilang berganti. Sasaran kita adalah juga organisasi-organisasi radikal, yang bak barang pohon terorisme. Sasaran kita adalah juga ideologi sesat mereka, yang menggunakan secara jahat agama kita, bak akar pohon yang membuat tumbuh berkembangnya pohon terorisme.

Sasaran kita juga adalah masyarakat radikal yang membuat suburnya pohon terorisme, bak tanah yang penuh dengan pupuk agar pohon terorisme menghasilkan buah. Buah yang mereka selalu nikmati ternyata adalah dengan membunuh kita, rakyat yang tidak tahu apa-apa, perempuan dan orang-orang yang tidak beruntung serta anak-anak kecil yang tidak berdosa. Sasaran mereka tidak terbatas, siapa saja, undiscriminated targets.

Sasaran kita bersama juga adalah mereka yang memberi pupuk kepada suburnya tanah radikalisme, yaitu para elits, para tokoh masyarakat, para pemimpin, para pengamat, para anggota WA grup yang menebarkan fitnah dan kebencian dalam chating-chatingnya.

Perang antara teror mereka melawan anti-teror kita, adalah perang di medan laga cyber nasional dan internasional. Mari kita rapatkan barisan untuk maju bersama-sama atau sendiri-sendiri, melawan kejahatan terorisme sampai ke akar-akarnya sekaligus tanah tempat mereka hidup dan bermukim.

Dengan kesadaran kita untuk menyelamatkan diri kita sendiri, anak, cucu dan hari depan mereka, lawan kemudian laporkan siapa saja anggota grup WA, grup Telegram dan lain-lain sejenisnya yang merupakan pengkhianat bangsanya sendiri itu. Laporkan kepada Polisi Kriminal Cyber, laporkan kepada Intelijen Negara, laporkan kepada TNI, laporkan kepada Kopassus, melalui layanan elektronik yang sudah ada atau seret sendiri mereka dengan cerdas langsung ke ranah hukum!

TNI telah bekerja sama dalam wadah Kosatgasusgab, untuk membantu rakyat melawan terorisme! Mereka akan menumpas terorisme di segala tataran dari politik, strategi sampai dengan tataran operasional. Para pendukung teror adalah orang yang tidak berperikemanusiaan, yang harus dibongkar semua kejahatannya juga di bidang pajak, gratifikasi, pencucian uang dan hubungan sex yang haram.

Para sesat yang durjana itu harus sadar, bahwa mereka bergelimang dosa di bidang ekonomi, di bidang budaya dan peradaban universal sebagai manusia.

Kita tidak usah menunggu para elite yang masih sibuk urusan definisi atau aturan perundang-undangan apapun, karena rakyat sudah mendefinisikan sendiri, bahwa apapun motifnya jika sasarannya adalah orang yang tidak tahu apapa, maka pelakunya adalah teroris dan yang dia perbuat adalah terorisme.

Dengan berkutat terus mengusut motivasi, kita akan kehilangan momentum yang saat ini berperan semakin sentral. Perlawanan kita terhadap terorisme yang mengemuka adalah usaha mencegah, bukan hanya mengusut. Kita harus bertindak cepat dan tepat, velox et exactus. Kita hrs mencegah agar tidak jatuh korban dari rakyat. Untuk mencegah para tikus teroris tidak bisa kita pagari tembok rumah kita. Setinggi apapun tembok dapat dilewati tikus, untuk mencuri nyawa anak-anak kita di rumah kita sendiri.

Kita harus cari dan kejar mereka sampai ke sarangnya. Di situ, di sarangnya kita tangkapi mereka. Hal tersebut namanya strategi pre-emptive.

Sungguh kita juga boleh berbangga karena rakyat di RT-RT di seluruh Indonesia tanpa perintah atau petunjuk yang betele-tele dari siapapun telah mulai bergerak sendiri, mereka merevitalisasi Siskamling, Hansip, Kamra, Wanra, Banpol, Mitra, Pembantu Babinsa dan lain-lain untuk menolak teroris sampaipun yang sudah mati kembali ke kampungnya masing-masing.

Teruslah bergerak wahai para putra-putri bangsa, maju terus dengan melawan langsung setiap komentar para tokoh yang membela terorisme jahat yang tidak bermoral, tidak beretika dan sama sekali tidak berahlak. Segelintir tokoh-tokoh tanpa akhlak itulah yang harus bertanggungjawab, sampai ada orang Indonesia yang jadi teroris biadab. Dengan melawan mereka kita bisa mencegah, munculnya para teroris bom bunuh diri yang tidak berakhlak, yang telah melanggar 2 jenis etika manusia sekaligus. Mereka melanggar etika sosial, karena membunuh orang-orang lain termasuk anak-anak kecil serta anak kandungnya sendiri yang tidak tahu apa-apa.

Mereka juga melanggar etika individu, karena telah membunuh dirinya sendiri. Maju terus bangsa Indonesia, terus maju dan insya Allah SWT kita akan menang dengan gemilang. Perang kita ini adalah Perang Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Kita serukan bersama lagi dan lagi kepada kaum sesat durjana itu, “Kami tidak takut”.