AMN Hilangkan Potensi Ancaman Terorisme, Radikalisme, Intoleransi, dan Separatisme

Surabaya – Pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) diharapkan memperkuat hubungan antar anak bangsa. Juga untuk menghilangkan potensi ancaman terorisme, radikalisme, intoleransi, dan separatism.

Hal itu dikatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan AMN di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Selasa (19/22/2022). Setelah Surabaya, pencanangan pembangunan Asrama Mahasiswa Nusantara juga akan dilakukan di di Makassar dan Manado.

“Usulan pertama mengenai AMN ini berasal dari 61 tokoh Papua yang saat itu datang ke Istana Negara,” ucap Jokowi.

Jokowi menyebut bahwa Indonesia memiliki 714 suku yang berbeda-beda. Artinya keberagaman itulah yang menjadi kekuatan, bukan kelemahan.

“Keberagaman Indonesia adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kalau kita bisa kompak, rukun, dan bersatu. Oleh sebab itu, usulan mengenai AMN ini langsung saya sampaikan dan setujui,” ujar Jokowi.

Dalam acara peresmian tersebut, Jokowi juga video conference yang terhubung di lokasi pencanangan pembangunan AMN di Kota Makassar dan Kabupaten Minahasa.

Prosesi peresmian dilanjutkan dengan peninjauan Gedung AMN Surabaya, di antaranya ke Taman Mural serta ruangan-ruangan dalam Gedung AMN yang menjadi lokasi para mahasiswa beraktivitas, dan ditutup dengan penanaman pohon Baobab secara simbolis.

Diketahui, AMN secara bertahap akan dibangun di enam lokasi, yakni Jatim (Kota Surabaya dan Kota Malang), Yogyakarta (Bantul), DKI Jakarta, Sulsel (Kota Makassar), serta Sulut (Kab. Minahasa).

AMN yang telah selesai pembangunannya berada di Kota Surabaya (Mei 2022), dan selanjutnya dibangun di Kota Makassar (2023), dan Sulut/Kabupaten Minahasa (2024).

AMN dibangun sebagai wadah untuk tempat tinggal mahasiswa dari berbagai suku di Indonesia, sebagai wujud Kebhinekaan.

Presiden Jokowi didampingi oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Plt Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.