Washington DC – Amerika Serikat (AS) sesumbar mampu memerangi terorisme di Afghanistan bahkan tanpa kehadiran tentara di lapangan. Hal itu diutarakan penasihat nasional keamanan AS, Jake Sullivan kepada CBS News “Face the Nation”.
Sullivan mengindikasikan bahwa AS akan mempertimbangkan serangan tambahan dan operasi lain terhadap komplotan ISIS-K yang bertanggung jawab atas serangan bandara Kabul.
“Apa yang telah kami buktikan dari waktu ke waktu di negara lain adalah bahwa kami mampu menekan ancaman terorisme, termasuk kemampuan merencanakan serangan dari luar tanpa kehadiran permanen yang besar di lapangan,” ucap Sullivan, Senin (30/8/2021), dikutip dari Sputnik.
“Kami telah melakukannya di tempat-tempat seperti Libya dan Somalia, tempat-tempat seperti Yaman. Dan kami akan melakukannya juga di Afghanistan,” sambungnya.
Dia mengatakan, Presiden AS Joe Biden tidak bermaksud untuk memulai perang baru di Afghanistan. Ia menambahkan Biden akan berbicara dengan komandan pasukan AS untuk memastikan mereka mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk melemahkan ISIS-K, sebagai dalam serangan bom bandara Kabul, yang menewaskan 12 tentara AS.
“Jadi, kami akan terus melakukan serangan seperti yang kami lakukan selama akhir pekan terhadap fasilitator dan komplotan ISIS-K. Dan ya, kami akan mempertimbangkan operasi lain untuk mengejar orang-orang ini, untuk mendapatkan mereka dan membawa mereka keluar dari medan perang,” ujarnya.