Jakarta – Taliban kembali berkuasa di Afghanistan. Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu lainnya, telah melakukan upaya pemulangan diplomat dan warganya dari Afghanistan.
Proses pemulangan ini mengalami kendala luar biasa. Pasalnya, tidak hanya para diplomat dan warga asing yang meninggalkan Afghanistan, tetapi ribuan warga Afghanistan juga berkumpul di bandara Kabul berharap dievakuasi ke luar negeri. Kondisi itu membuat suasana di bandara dan sekitar bandara Kabul menjadi chaos.
Kondisi ini disinyalir sangat rentan dengan ancaman terorisme. Hal itulah yang disadari AS dengan memperingatkan warganya akan ancaman teroris di bandara Kabul, Afghanistan di tengah proses evakuasi warga. AS mendesak orang-orang berkumpul di bandara itu untuk pindah ke lokasi yang lebih aman.
“Mereka yang berada di Pintu Biara, Pintu Timur atau pintu Utara sekarang harus segera pergi,” kata kementerian luar negeri AS, seperti dikutip AFP, Rabu (25/8/2021).
Peringatan itu, disusul oleh Australia melalui kementerian luar negerinya yang mengatakan ada serangan teroris yang sedang berlangsung dan sangat tinggi.
“Jangan bepergian ke Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul. Jika Anda berada di area bandara, segera pindah ke lokasi yang aman dan tunggu informasi lebih lanjut,” ujarnya.
“Jika Anda bisa meninggalkan Afghanistan dengan aman dan dengan cara lain, Anda harus segera melakukannya.”
AS dan sekutunya telah mengangkut ribuan warga dari Afghanistan setiap hari dengan pesawat militer. Namun kini tugas itu menjadi semakin sulit. Beberapa penerbangan evakuasi sudah berkurang dan dijadwalkan berakhir pada 31 Agustus.
Sejauh ini, masih ada 1.500 warga AS yg belum berhasil diangkut keluar. AS mengatakan Taliban telah menjaminan bahwa warga AS, warga Afghanistan yang “berisiko” dan orang-orang dari negara lain akan diizinkan pergi bahkan setelah batas waktu yang telah disepakati.
Usai Taliban menduduki Kabul pada 15 Agustus lalu, banyak orang yang mencoba masuk bandara agar bisa terbang ke negara lain. Mereka tak mau lagi merasakan pemerintahan kelompok itu yang dinilai akan otoriter.
Kabul beberapa hari ini dalam kondisi kacau, sedikitnya 8 orang tewas. Berdesak-desakan, saling rebut naik pesawat bahkan baku tembak di bandara disebut menjadi pemicunya.