Jakarta – Allah SWT selalu menunjukkan keberadaannya dan memperkenalkan dirinya melalui Asmaul Husna (nama Allah). Allah memperkenalkan siapa dirinya dengan Asmaul Husna sehingga ini dijadikan jendela untuk mengintip siapa itu Allah. Dan sebagian besar Asmaul Husna ini merupakan nama-nama yang penuh dengan kelembutan.
Hal tersebut diungkapkan Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, di hadapan peserta Silaturahmi Kebangsaan (Negara Kesatuan Republik Indonesia (Satukan NKRI) yang menghadirkan para mantan napi terorisme dengan korban terorisme (penyintas) di Hotel Borobudur, Jakarta (27/02/2018).
“Yang menarik adalah 99% nama Allah ini mulai dari Arr-Rahman, Ar-Rahiim dan sebagainya adalah nama yang penuh dengan kelembutan, sehingga dalam Islam ini Allah lebih menunjukkan The Mother of God,” ujar Prof Nasaruddin Umar.
Yang menarik dipelajari menurut Prof Nasaruddin,adalah sifat Allah sebagai Tuhan yang penuh dengan kasih sayang, dan Allah tidak pernah menunjukkan kekerasan.” Allah sendiri memiliki 2 sifat yakni, sifat maskulin dan sifat feminism. Ini terlihat dari Asmaul Husna tersebut dimana 80 persen nama Allah itu adalah feminim nama kasih sayang. Sedangkan 20 persennya merupakan nama kejantanan-Nya,” ujar mantan Wakil Menteri Agama ini.
Tak hanya itu, menurutnya, Allah juga menghiasi wajah-wajah di Al-Quran dengan nama-nama yang penuh dengan kelembutan. Dan keseluruhan Al-Quran itu jika dipadatkan maka didapatkan bahwa Al-Quran itu adalah cinta dan kasih sayang Allah SWT.
“Saya perkenalkan seperti ini karena Allah SWT ini sangat dahsyat. Untuk itu janganlah pernah melakukan tindakan kekerasan, karena pada dasarnya kelembutan itu yang sebenarnya perlu ditampilkan seperti Nabi Muhammad SAW yang pernah dilempar batu tapi tidak pernah dibalas dan hanya meminta pertolongan kepada Allah SWT. Dan ini akan terlihat bahwa rahasia Nabi Muhammad SAW ada pada kelembutannya,” ujanrya.
Oleh sebab itu pria kelahiran Bone , 23 Juni 1959 ini meminta kepada kita semua untuk tidak melakukan tindakan kekerasan.” Barang siapa yang membunuh satu nyawa, maka sama dengan membunuh semua nyawa. Oleh sebab itu, nyawa itu sangat berharga dalam Islam,” katanya.
Dirinya juga mengingatkan kepada kita semua bahwa seberapa besar dosa kita maka jangan takut untuk datang kepada Allah dengan taubatan nasuha,. “Tidak perlu kita takut sebesar apapun dosa kita, sebab Allah akan mengampuni kita, Maha Pengasih, Maha Penyayang. Jadi jika kita frustasi itu sama saja menuduh Allah sebagai tidak pengasih dan tidak pengampun. Karena Allah menampilkan diri-Nya di Al-Qur’an lebih kepada Allah Maha Penyayang,” ujar pria yang juga kelompok ahli BNPT bidang agama ini.
Pria yang juga Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini juga meminta kepada kita agar bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkan agama Islam tanpa mengurangi agama lain. “Islam itu sebagai agama yang moderat dan penuh dengan toleransi dan kasih sayang. Semoga Allah memberkati kita semua,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Nasaruddin juga menyampaikan bahwa Rasullulah dalam menyelesaikan suatu konflik lebih mengedepankan perdamaian daripada kekerasan. Di masa Rasullulah dulu dimana ada ketidakadilan, maka harus dilawan dan jangan biarkan diri kita dibantai tanpa perlawamanan.
“Tapi jangan dari awal mempersepikan Islam sebagai kekerasan. Cara menyelesaikan persoalan tentu bukan dengan balas dendam. Kemenangan Rasullulah bukan dari banyaknya senjata atau tentara dan bukan dnegan emosi, tetapi dari Allah. Karena nabi lebih menonjolkan pengampunannya ketimbang balas dendam,” ujanrya.
Dirinya mengingatkan bahwa memang ada ayat-ayat yang menganjurkan keadilan pada kedua belah pihak, dan dirinya yakin yang dilakukan Nabi adalah defense (bertahan). “Ada yang tidak boleh dilakukan yaitu jangan menganggu perempuan, anak-anak kecil, orang tua (kakek nenek), non militer dan merusak rumah ibadan orang lain, mematahkan ranting pohon. Rasulullah lebih mengedepankan perdamaian,” katanya mengakhiri .