Pengurus PP Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Indonesia (IPIM) yang sekaligus Imam Besar masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yakub menjelaskan bahwa saat ini umat sedang diadu, salah satu pemicunya adalah adanya imam-imam masjid yang terkadang kurang pembekalan. Akhirnya, Masjid sering digunakan untuk memecah-mecah umat. Karenanya IPIM hadir untuk mengakhiri trend pengajaran agama yang kerap menyisipkan ajakan kekerasan dan permusuhan tersebut. “Berbeda pendapat tentu boleh, tetapi jangan sampai bermusuhan. Silahkan beda pendapat, namun sholatnya masih bareng di masjid,” jelasnya.
Tugas utama IPIM, seperti dijelaskan oleh Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yakub, adalah memperkenalkan Islam yang ramah, bukan Islam yang marah. Imam masjid diakuinya memiliki peran penting dalam menebar ajaran agama yang damai, karena mereka selalu kontak dengan masyarakat minimal lima kali sehari (sholat jamaah di masjid). Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan BNPT menggandeng imam masjid dalam pencegahan terorisme.
Diakui oleh deputi 1 bidang pencegahan BNPT, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, pencegahan adalah tanggungjawab bersama, “kalau saya sendiri yang melakukan pencegahan tentu tidak akan bisa, karena tugas ini (pencegahan) adalah tugas bersama,” ungkapnya.
Selain menggandeng Imam Masjid, BNPT juga aktif melakukan pencegahan dengan merangkul pegiat dunia maya dan berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Forum Koordinasi Pencegahan terorisme (FKPT) yang kini telah berdiri di 28 provinsi di Indonesia.
“FKPT adalah mitra strategis BNPT dalam mengimplementasikan kebijakan dan strategi pencegahan di daerah,” jelas Agus. Dengan usaha pencegahan yang massif dilakukan, radikalisme dan terorisme diyakini akan kehabisan ruang dan akhirnya mati.