Bandung – Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) memberikan penghargaan Honorary Police kepada 32 tokoh di Indonesia. Salah seorang penerima penghargaan itu adalah Ali Fauzi Manzi, mantan kombatan anggota Jamaah Islamiah (JI) dan instruktur perakit bom asal Lamongan, Jawa Timur. Dia adalah pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian yangmendidik anak-anak, janda, dan para istri yang suaminya dipenjara dalam kasus terorisme.
Selain Ali Fauzi, Honorary Police juga diberikan kepada Sekda Jabar, Iwa Karniwa dari unsur pemerintahan, Rektor Unpas, Eddy Yusup, Rektor Unpar, Mandagar Situmorang, dan Kajati Jabar, Setia Untung Arimuladi. Sejumlah pahlawan nasional diwakili keluarga juga menerima penghargaan itu di antaranya Dewi Sartika, Otto Iskandardinata, dan KH Z Mustopa.
Penghargaan Honorary Police diberikan Kapolda Jabar Irjen Pol Anton Charliyan di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Selasa (1/7/2017). Honorary Police merupakan bentuk penghormatan dan penghargaan tertinggi dari institusi Polri dan pertama kali digelar. Penghargaan ini diberikan sesuai surat keputusan Kepala Kepolisian Negera Republik Indonesia (Kapolri) atas dedikasi masyarakat yang berprestasi dan berkontribusi positif kepada Polri, bangsa, negara, dan masyarakat.
Ali Fauzi usai menerima Honorary Police itu mengungkapkan, dia merasa senang dan bangga menerima penghargaan itu. Selama ini, dia bersama jajaran kepolisian keliling Indonesia untuk mereduksi paham-paham radikal yang berkembang di Indonesia. Dia sangat berterima kasih pada institusi Polri karena penghargaan ini adalah sebuah bentuk apresiasi.
“Saya sangat berterima kasih telah diberi penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi. Saya bersama kepolisian telah bekerja sama untuk menyadarkan mantan anggota kelompok teroris untuk kembali ke Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI) dan mereduksi paham-paham radikal,” kata Ali kepada wartawan.
Sedangkan, Kajati Jabar, Setia Untung Arimuladi mengaku bangga dan sangat berterima kasih kepada Kapolda Jabar yang telah memberikan penghargaan itu. Menurut dia, kekeluargaan institusi Polri dan Kejaksaan tidak akan pernah mati lantaran memiliki satu wadah yang sama dan terintegritas, yang disebut dengan istilah justice system.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, saat ini Polri ingin membangun kepercayaan masyarakat. Salah satu caranya melalui figur atau tokoh. “Karena itu dalam membangun kepercayaan ini Polri ingin punya figur. Kita tidak perlu mencari figur di luar negeri atau yang sudah tidak ada. Di Jawa Barat juga banyak figur-figur yang bisa kita contoh,” kata Anton.
Kapolda menambahkan, para penerima Honorary Police dianggap sebagai keluarga besar Polri. “Maka sekarang rumah bapak, kantor bapak tambah satu, yaitu kantor polisi. Jadi bapak tidak usah segan-segan, kapan pun di mana pun, semua kantor polisi di Jawa Barat adalah rumah bapak, kantor bapak,” pungkas Kapolda Jabar.