Jakarta – Dalam beberapa hari terakhir aparat Densus 88 Antiteror Polri berhasil menangkap sejumlah terduga teroris di berbagai daerah. Menurut pengamat teroris Ali Fauzi, penangkapan tersebut membuktikan bahwa rekrutmen anggota teroris tetap berjalan di Tanah Air.
“Saya pikir, yang pertama, penangkapan ini membuktikan bahwa sel-sel teroris belum mati dan rekrutmen terhadap anggota baru tetap berjalan,” Ali Fauzi kepada Damailahindonesiaku.com, Rabu (25/10/2017) sore.
Yang kedua, sebut Ali Fauzi, penangkapan ini membuktikan juga bahwa rekrutmen anggota teroris baru dilakukan tanpa batas wilayah atau lintas daerah. “Ada yang ditangkap di Kampar, Riau, kemudian di Sulawesi, di Kendal dan di mana-mana. Mereka (melakukan rekrutmen anggota teroris baru) secara teritorial tidak dibatasi, dengan memanfaatkan media sosial dan lain-lain,” katanya.
Ditegaskan, penangkapan terhadap anggota jaringan teroris ini sebaiknya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Hal ini menunjukkan kelompok teroris belum mati, malah terus berupaya menghidupkan sel-sel teroris.
Dikatakan, dalam lima hingga tujuh tahun terakhir memang kepolisian masih menjadi target sasaran serangan pelaku teror, sebagaimana hendak direncanakan komplotan yang ditangkap di Pekanbaru, Riau. “Ini bukanlah hal baru, sudah sering mereka lakukan. Tapi, alhamdulillah, aparat Densus 88 behasil mengendus dan menangkap mereka (teroris) yang berencana menyerang polisi,” katanya.
Dia juga meminta polisi semakin meningkatkan kewaspadaan. Demikian juga dengan pemerintah, perlu bersatu padu mengajak masyarakat sipil untuk bersama-sama menyosialisasikan supaya warga paham bahwa kelompok teroris sangat berbahaya.
“Masyarakat perlu tahu kelompok ini ada, prespektif masyarakat perlu diubah, teroris itu berbahaya,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, Densus 88 menangkap sejumlah teroris di berbagai daerah. Empat di antaranya ditangkap di Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru.
Terduga berinisial WW dan AI dibekuk di Pandau, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar pada Selasa (24/10/2017). Kemudian YH ditangkap di daerah Tangkerang, Pekanbaru dan H diamankan di Perumahan Taman Griya, Kubang, Kabupaten Kampar.
Hasil interogasi awal menunjukkan, mereka berencana menyerang pos polisi, kepolisian sektor, kepolisian resor, bahkan Markas Kepolisian Daerah Riau.
Pada hari yang sama Densus 88 Mabes Polri juga membekuk Hendrasti di Jalan Raya Ponorogo-Pacitan, Jawa Timur. Pria ini diduga terlibat perencanaan aksi bom bunuh diri di Istana Negara pada 12 Desember 2016 lalu.
Sebelumnya 2 pria yang diduga simpatisan ISIS diamankan aparat kepolisian di Jalan Lintas Sumatera, Labuhan Batu, Sumatera Utara. Keduanya berinisial AL (28) dan FG (27).
Aparat juga menangkap Bakri alias Baroncong alias Aslam alias Pak Nur di Asrama Ponpes Darul Hijrah, Desa Timampu, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur. Pria ini diketahui terlibat dalam kejadian bom yang ditujukan ke Gubernur Sulawesi Selatan pada 2012 silam. Dia ditangkap bersama wanita bercadar berdasarkan pemeriksaan polisi terhadap Jodi (tersangka bom Gubernur yang lebih dahulu ditangkap).