Ali Fauzi : Bikin Bom Itu Gampang

Ternate – “Apa benar ada orang Indonesia punya skill merakit bom yang besar ?” begitulah pertanyaan Ali Fauzi kepada seluruh peserta Dialog Pelibatan Masyarakat Dalam Mencegah Paham Radikal dan Terorisme Melalui Perspektif Ekonomi yang dilaksanakan di auditorium RRI Ternate , Kamis (16/6/2016).

Kemudian mantan anggota JI (Jamaah Islamiyah) ini mulai menghipnotis peserta dialog dengan menceritakan pengalaman pribadinya saat masih menjadi anggota teroris. Para peserta sangat antusias saat Ali mulai membahas betapa mudahnya perakitan bom yang dia pelajari dulu saat masih berada di camp-camp pelatihan.

Selanjutnya Ali membahas tentang kekuatan bom yang meledak di bali (bom bali).

“Bom yang meledak di bali sangat besar dengan berat 1,125 ton, saat itu Prof Amien Rais menyatakan bom yang sebesar itu hanya bisa dirakit di laboratorium miliki negara dan bahan bom RDX yang ditemukan pada bom bali juga hanya dimiliki oleh negara-negara besar,” kenang Ali menceritakan kejadian pasca bom bali.

Selanjutnya Ali membongkar apa saja yang dipelajari di camp-camp pelatihan. Empat hal penting yang dipelajari adalah navigation and map reading, weapon training, taktik infantry (taktik perang), dan yang terakhir field engineering (perakitan bom). Empat hal ini-lah yang membuat anggota-anggota teroris yang telah menyelesaikan pendidikan sangat terlatih dan siap memberikan ancaman terror di negaranya masing-masing termasuk Indonesia.

“Bahan-bahan untuk membuat bom adalah bahan-bahan keseharian yang digunakan masyarakat, diantaranya; gula, pupuk urea, bahkan alat-alat kosmetik. Jadi tidak mungkin kita menghentikan produksi dan distribusi barang-barang keseharian tersebut, yang harus dihentikan bersama adalah dsitribusi pemikiran radikal dari orang-orang penyebar kebencian tersebut.” Tutup Ali di akhir pemaparan materinya.