Algojo ISIS yang Memotong Lebih dari 100 Kepala Manusia Terancam Hukuman Mati

Baghouz – Hingga kini nama kelompok teroris Islamic State (ISIS) masih eksis sebagai salah satu kompok teror di Timur Tengah. Salah satu yang sering disorot dari ISIS adalah mengenai, aksi video pemenggalan kepala oleh kelompok tersebut. Siapa sangka ternyata inilah sosok algojo pemenggal kepala tersebut.

Diwartakan Dailystar pada tahun lalu, algojo dimaksud itu adalah pejuang ISIS kelahiran Belgia, Anouar Haddouchi. Dia dijuluki ‘algojo Raqqa’ karena telah memotong lebih dari 100 kepala manusia. Selama melakukan pemenggalan dia mengaku telah mendapatkan komisi hingga 10.000 poundsterling atau sekitar Rp172 juta.

Menurut keterangan Het Laatste Nieuws, Haddouchi ditangkap ketika bersama istrinya Julie Maes oleh pasukan milisi Kurdi di Suriah. Pasangan itu ditangkap, setelah pertempuran untuk kubu ISIS terakhir di Baghouz.

Het Laastste mengatakan belum diketahui apakah Haddouchi akan diadili di Suriah, Belgia, atau Prancis karena diduga terlibat dalam serangan di Brussels dan Prancis. Jika kemungkinan diadili di Irak, tersangka mungkin akan mendapatkan hukuman mati.

Pria 35 tahun itu, berbasis di Birmingham Inggris sampai 4 tahun sebelum pindah ke Suriah dan berperan sebagai algojo ISIS. Selama karirnya sebagai algojo dia telah memenggal lebih dari 100 kepala di alun-alun pasar pusat kota di Raqqa.

Menurut BBC, Haddouchi dan istrinya bergabung dengan ISIS pada September 2014. Setelah mereka meninggalkan Birmingham, pasangan itu meninggalkan kredit pajak di perumahannya di Birmingham. Rumah itu kemudian diserahkan kepada Mohamed Abrini dari Belgia-Maroko.

Abrini sendiri juga salah satu kelompok teror di mana dia terlibat dalam serangan Paris 2015 yang menewaskan 130 orang. Sejauh ini, algojo Haddouchi telah dipenjara selama tiga tahun karena membantu aksi terorisme.

Haddouchi kemungkinan akan menghadapi dakwaan di Belgia, setelah para penyelidik mengkalim dia adalah bagian dari sel ISIS di Brussels yang merencanakan bom bunuh diri 2016 silam.