Jakarta – Albania sudah merepatriasi 14 anak dan 5 wanita yang ayahnya atau suaminya tewas ketika berperang bersama kelompok ISIS di Suriah.
Perdana Menteri Albania Edi Rama dan Menteri Dalam Negeri Bledi Cuci menjemput para warga negaranya itu yang dipulangkan lewat Lebanon.
“Ini merupakan event yang sangat positif, saya yakin, dan tentu saja, kita seharusnya tidak berhenti sampai di sini,” kata PM Rama dalam konferensi pers di bandara internasional Tirana, dikutip Euronews Minggu (1/8).
19 ibu dan anak itu akan ditempatkan di penampungan Durres di mana polisi dan petugas sosial akan melakukan pemeriksaan medis dan psikis terhadap mereka, yang kemudian akan dilanjutkan dengan masa karantina. Setelah itu sebagian mungkin bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.
PM Rama tidak menjelaskan apakah kelima wanita tersebut akan diadili.
Ini merupakan kali ketiga repatriasi warga Albania dari wilayah konflik di Suriah. Pada Oktober 2020, lima orang Albania direpatriasi, sementar seorang bocah dipulangkan ke negara itu setahun sebelumnya.
Beberapa ratus pria Albania bergabung dengan ISIS dan kelompok-kelompok bersenjata lain di Suriah dan Iraq pada awal tahun 2010-an. Banyak di antara mereka tewas, sementara istri dan anaknya terjebak di kamp-kamp di Suriah.
Sekitar 30 anak dan wanita Albania lain dikabarkan masih berada di kamp-kamp di Suriah, tetapi PM Rama mengatakan angka itu belum jelas kepastiannya. Dia menambahkan bahwa ada dua wanita yang menolak direpatriasi karena khawatir dengan keselamatannya.
Sekitar dua pertiga dari 2,85 juta penduduk Albania adalah Muslim.