Aksi Teroris Kristen di Australia 6 Orang Tewas, 2 Polisi

Canberra – Serangan teroris bermotivasi agama Kristen terjadi di Australia. Enam orang dan dua diantaranya polisi tewas setelah terjadi aksi penembakan tersebut.

Pihak berwenang mengatakan ini adalah pertama kalinya ideologi ekstremis Kristen dikaitkan dengan serangan teror di Australia. Sebanyak dua polisi dan seorang tetangga tewas ketika Nathaniel, Stacey, dan Gareth Train melepaskan tembakan di Queensland, Desember 2022 lalu. Ketiganya kemudian ditembak mati setelah melepaskan tembakan ke arah polisi.

Kepolisian masih menyelidiki apakah kelompok tersebut, kakak beradik Nathaniel dan Gareth, serta Stacey, yang menikah dengan kedua pria pada waktu berbeda, terkait dengan teori konspirasi.

Wakil Komisaris Kepolisian Queensland, Tracey Lindford, mengatakan penyelidikan mereka telah menemukan Nathaniel, Gareth, dan Stacey telah bertindak sebagai kelompok otonom dan melakukan serangan teroris bermotivasi agama.

Mereka menganut sistem kepercayaan fundamentalis Kristen yang dikenal sebagai pra-milenialisme, dan menargetkan polisi.

“Mereka menyebut polisi sebagai monster dan setan sebagai iblis. Ideologi ekstremis Kristen telah dikaitkan dengan serangan lain di seluruh dunia, tapi ini pertama kalinya kami melihatnya muncul di Australia,” kata Lindford dikutip dari bbc.com, Jumat (17/2/2023).

Menurutnya, serangan itu direncanakan dan penyelidik telah menemukan bukti signifikan adanya persiapan dan perencanaan sejak jauh hari.

Rumah milik Gareth dan Stacey telah dilengkapi tempat persembunyian berkamuflase, barikade, gundukan tanah, senjata api, pisau, CCTV, dan cermin di pepohonan.

Meskipun tidak ada bukti bahwa ada orang lain di Australia yang berpartisipasi atau membantu dalam serangan itu, Linford mengatakan Nathaniel, Gareth, dan Stacey telah dikaitkan dengan sejumlah individu di Amerika Serikat. Kepolisian setempat telah berbagi informasi dengan penyidik di negara tersebut

“Mereka akan menentukan penyelidikan apa yang mungkin mereka lakukan sebagai hasil dari informasi itu,” papar Lindford.

Kepolisian Queensland mendatangi rumah keluarga Train di daerah terpencil, sekitar 270 km sebelah barat Brisbane  pada 12 Desember untuk memeriksa Nathaniel Train yang dilaporkan hilang di New South Wales.

Empat polisi diberondong tembakan sesaat setelah mereka turun dari mobil guna mendekati rumah milik Gareth dan Stacey.

Dua polisi, Matthew Arnold (26) dan Rachel McCrow (29), kena tembakan. Mereka dilaporkan ditembak lagi seperti dieksekusi. Polisi lain terluka tetapi melarikan diri, sedangkan polisi keempat diteror oleh penembak yang menyalakan api untuk mencoba mengusirnya.

Seorang tetangga, Alan Dare (58 tahun), yang muncul di rumah keluarga Train untuk membantu polisi juga ditembak mati.

Lindford mengatakan tidak ada satu pemicu atas tindakan ekstremisme Nathaniel, Stacey, dan Gareth Train. Namun, kepolisian meyakini serangan jantung yang dialami Nathaniel pada 2021 merupakan momen yang mendalam baginya dan keyakinannya pada Tuhan.

Fakta bahwa Gareth dan Stacey kehilangan pekerjaan karena diharuskan menerima suntikan vaksin Covid-19 juga meningkatkan pandangan anti-pemerintah mereka.

Lindford mengatakan kesehatan mental ketiga orang tersebut juga telah dipertimbangkan oleh penyelidik, tetapi faktor itu belakangan dikesampingkan.

“Kami cukup sering melihat investigasi teroris kami bahwa orang mudah diradikalisasi karena terdampak kesehatan mental.”

“Namun ketika ada tiga orang beraksi bersama-sama, sulit untuk mengatakan ada masalah kesehatan mental dalam hal ini.”

Lindford, mengatakan serangan itu akan dibedah dalam persidangan, yang kemudian bakal menentukan apa sebenarnya motif ketiga orang tersebut.